Warga Teriakan 'Pak Mulyono Minta Kaos' saat Jokowi Kunjungi Pasar Dukuh Kupang 

R24/zura
Warga Teriakan 'Pak Mulyono Minta Kaos' saat Jokowi Kunjungi Pasar Dukuh Kupang. (Tangkapan layar Yt Sekretariat Kabinet)
Warga Teriakan 'Pak Mulyono Minta Kaos' saat Jokowi Kunjungi Pasar Dukuh Kupang. (Tangkapan layar Yt Sekretariat Kabinet)

RIAU24.COM -Pada Jumat (20/9) Presiden Jokowi berkunjung kepasar Dukuh Kupang Surabaya. 

Presiden saat itu sedang melayani pertanyaan wartawan tentang harga bahan pokok. 

Tiba-tiba terdengar teriakan seorang emak-emak meminta kaus.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Bersyukur, Pilot Susi Air Philip Mehrtens Bebas dari Sandera KKB 

"Pak Mulyono, Pak Mulyono, minta kaosnya Pak," teriak emak-emak tersebut, Jumat (20/9/2024).

Nama Mulyono itu diteriakkan saat Jokowi sedang menjawab pertanyaan wartawan, Sang Presiden tidak menggubrisnya.

Mulyono adalah nama masa kecil Jokowi yang sempat diberikan kedua orang tuanya ketika Sang Presiden lahir di RS Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah pada 1961. 

Nama itu kemudian diganti oleh kedua orang tuanya karena Jokowi kecil sering sakit-sakitan.

Dalam beberapa kesempatan berkunjung ke sejumlah lokasi untuk menyapa rakyat, Jokowi memang kerap membagi-bagikan kaus. 

Demikian halnya yang terjadi di pasar Dukuh Kupang. 

Setelah melayani pertanyaan wartawan, Jokowi membagi-bagikan kaus untuk warga di pasar.

Kunjungan ke Surabaya kali ini merupakan kunjungan kedua bagi Jokowi di Kota Pahlawan pada bulan September. 

Ada momen spesial yang harus dia hadiri, yakni menjadi saksi pernikahan dari putera Khofifah Indar Parawansa.

Jokowi tiba di pasar itu bersama Ibu Negara Iriana Jokowi pukul 07.53 WIB. 

Baca Juga: Menteri PDIP Tersisa 3 Orang di Kabinet Jokowi, Efek Keretakan Hubungan Dengan Jokowi?

Selain ditemani istrinya, Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto, serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi turut menemani presiden.

"Ya, mampir saja untuk melihat harga-harga. Saya lihat tadi baik semua, ya. Tadi saya lihat telur harganya terlalu rendah untuk saya, Rp 24 ribu, kemudian cabai rawit Rp 35 ribu. Saya kira trennya sudah (turun). Mungkin pasokannya (aman) mungkin," ujarnya.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak