The Line, Kota Masa Depan Bernilai Rp7,5 Kuadriliun Rancangan Pemerintah Arab Saudi

R24/zura
Screen Shot Video Simulasi Kota The Line Arab Sausi (California18)
Screen Shot Video Simulasi Kota The Line Arab Sausi (California18)
<p>RIAU24.COM Arab Saudi berencana membangun kota masa depan bernama The Line. Dimana nantinya kota masa depan ini akan dibangun secara vertikal, kota tersebut sepenuhnya akan menggunakan energi terbarukan. 

Pada tahun 2021, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menggunakan rencana negara itu untuk membangun The Line, dilansir akun instragram @kamarjeri_official Jumat (26/8/2022). 

Sebuah kota linier cerdas yang akan dibangun secara vertikal, tidak memiliki jalan atau mobil dan murni menggunakan energi terbarukan. 

Baru-baru ini, pemerintah Arab Saudi telah merilis gambar render The Line. Kota ini dirancang dengan lebar hanya 200 meter, tinggi 500 meter dan panjangnya 170 kilometer. 

Kota masa depan ini akan menampung berbagai komunitas. Seluruh kota akan terbungkus dalam fasad kaca yang membenteng di sepanjang pantai. The Line digadang-gadang akan menampung hingga 9 juta penduduk. 

Seniman perancang The Line membayangkan sebuiah kota di mana fasilitas umum hanya bergerak lima menit jalan kaki dari pemukiman. Fasilitas tersebut akan menjadi tempat bertemunya penduduk untuk melakukan kegiatan. 

Kendati demikian, The Line tidak dilengkapi dengan jalan raya dan mobil, tetapi hanya memiliki kereta berkecepatan tinggi untuk transit dari ujung ke ujung yang menempuh waktu hanya 20 menit saja. 

Kota ini akan menggunakan sistem ventilasi alami untuk memastikan penghuninya menikmati iklim yang ideal. 

The Line merupakan bagian dari proyek Mega-City Neom yang bernilai 500 miliar dolar AS atau setara dengan Rp7,5 kuadriliun. Kota futuristik itu saat ini tengah dibangun di provinsi Tabuk, Arab Saudi. 

Baca Juga: Aksi Mulan Jameela Bagi-bagi Makanan di Makkah Tuai Pujian dari Warganet 

Meskipun demikian, pengembangan proyek ini tidak lepas dari kontoversi. Pasalnya sekitar 20.000 orang akan dipaksa pindah dari provinsi Tabuk untuk pembangunan The Line. Sementara penduduk yang tergusur terdiri dari suku asli Huwaitat. 

"Pada peluncuran The Line tahun lalu, kami berkomitmen pada revolusi peradaban yang mengutamakan manusia berdasarkan perubahan radikal dalam perencanaan kota," ucap Pangeran Mohammed bin Salman. 

(***)
 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak