RIAU24.COM -Kondisi sejumlah pengungsi terdampak banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, hingga kini masih memprihatinkan.
Mereka yang belum tersentuh bantuan terpaksa minum genangan air hujan yang keruh untuk bisa bertahan hidup.
Seorang pengungsi di Kecamatan Kejuruan Muda, Rizki mengaku bantuan yang masuk ke daerahnya masih minim dan tidak menjangkau semua pengungsi yang jumlahnya 36 ribu lebih.
Pengungsi yang tidak kebagian bantuan logistik juga terpaksa minum air sungai yang keruh.
"Pengungsi yang tidak dapat bantuan kondisinya kelaparan, tolong kami bang, kami dari kemarin minum air keruh dari sungai," kata Rizki melalui sambungan telepon, Rabu (3/12).
Sementara itu Juru Bicara Pemkab Aceh Tamiang Agusliayana Devita membenarkan saat ini daerah itu masih belum kondusif dan sejumlah Kecamatan masih terputus akses.
"Kondisi masih belum kondusif, masih banyak yang di pengungsian, karena rumahnya banyak yang hilang dan rusak parah, serta masih banyak genangan lumpur," kata Agusliayana saat dihubungi dari Banda Aceh.
Ia juga membenarkan sebagian pengungsi yang terisolir dan minim logistik masuk karena akses terputus memilih untuk minum air genangan.
"Bukan air bekas banjir, tapi air sungai, dan air hujan yang masih tergenang, namun keruh tidak jernih, karena kalau air banjir sudah pada surut saat ini," ucapnya.
Pihaknya meminta semua pihak selain bantuan logistik, BBM dan obat-obatan, pengungsi juga membutuhkan air bersih karena jaringan air PDAM di sana belum berfungsi.
Distribusi bantuan juga sedang disalurkan lewat udara menggunakan helikopter dan perahu karet.
Sejauh ini jumlah pengungsi di Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak 215.652 jiwa dan 39 orang meninggal dunia.
(***)