RIAU24.COM - Meskipun Israel melancarkan serangan udara di Gaza pada hari Selasa (28 Oktober) setelah menuduh Hamas menyerang pasukannya dan melanggar gencatan senjata yang ditengahi AS, Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata akan tetap berlaku.
Menyebut serangan terbaru Israel dan meningkatnya ketegangan dengan Hamas sebagai pertempuran kecil, Vance mengatakan bahwa perdamaian yang digagas Presiden AS Donald Trump masih berlaku.
"Gencatan senjata masih berlaku. Bukan berarti tidak akan ada pertempuran kecil di sana-sini," kata Vance.
Berbicara kepada wartawan, Vance menambahkan bahwa Hamas atau pihak lain menyerang seorang tentara Israel, yang kemudian ditanggapi Tel Aviv.
"Kita tahu bahwa Hamas atau pihak lain di Gaza menyerang seorang tentara (militer Israel). Kami memperkirakan Israel akan membalas, tetapi saya pikir perdamaian yang dijanjikan Presiden akan tetap terjaga meskipun demikian," katanya.
Sementara itu, badan pertahanan sipil Gaza menyatakan setidaknya sembilan orang tewas dalam serangan Israel.
Gencatan senjata yang rapuh antara Hamas dan Israel tampaknya telah berakhir setelah berhari-hari damai.
Hal ini terjadi meskipun Trump menyatakan, “akhirnya, kita mencapai perdamaian di Timur Tengah."
Ketegangan antara kedua belah pihak kembali memanas sejak Senin setelah Hamas menyerahkan apa yang disebutnya sebagai jenazah sandera ke-16 dari 28 jenazah kepada Israel sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, yang mulai berlaku pada 10 Oktober.
Namun, pemeriksaan forensik Israel mengungkapkan bahwa kelompok Palestina tersebut telah menyerahkan sebagian jenazah seorang sandera yang jenazahnya telah dibawa kembali sekitar dua tahun lalu.
Israel menuduh Hamas melanggar gencatan senjata dan melakukan pencarian jenazah palsu.
Juru bicara Hamas Hazem Qassem menolak klaim bahwa kelompok tersebut mengetahui di mana jenazah-jenazah yang tersisa berada, dengan alasan bahwa pemboman Israel selama perang dua tahun tersebut telah membuat lokasi-lokasi tersebut tidak dapat dikenali.
Sementara itu, pasukan IDF diserang di Jalur Gaza selatan. Frustrasi dengan perkembangan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menginstruksikan IDF untuk melaksanakan serangan segera dan kuat di Jalur Gaza.
Beberapa menit kemudian, Hamas mengatakan bahwa mereka menunda penyerahan jenazah sandera karena pelanggaran Israel.
(***)