Fotografer Mengabadikan Kilat Merah Langka yang Hanya Terjadi Sekali Seumur Hidup di Langit Selandia Baru

R24/tya
Gambar representatif /Unsplash
Gambar representatif /Unsplash

RIAU24.COM - Fenomena langka yang dikenal sebagai 'red sprite', sejenis petir atmosfer atas, difoto oleh tiga fotografer di Selandia Baru, menangkap salah satu tampilan alam yang paling sulit dipahami.

Tom Rae dari Selandia Baru, bersama fotografer Spanyol Dan Zafra dan Jose Cantabrana, awalnya menjelajah ke Omarama Clay Cliffs pada 11 Oktober untuk memotret Bima Sakti. Tanpa mereka sadari, malam itu akan menjadi tak terlupakan.

Sambil mengharapkan langit cerah untuk menangkap bidikan yang mereka inginkan, kelompok itu secara tak terduga disuguhi pertunjukan cahaya yang luar biasa.

Cantabrana, memperhatikan badai yang terbentuk di cakrawala, menyarankan kemungkinan sprite merah.

Rae ingat bagaimana, ketika Cantabrana memeriksa file kameranya, mereka menemukan bahwa sprite merah memang telah ditangkap.

Momen itu disambut dengan kejutan dan kegembiraan, dengan para fotografer bereaksi dengan kagum.

Sprite merah adalah jenis pelepasan listrik langka yang terjadi tinggi di atas badai petir.

Tidak seperti petir biasa yang menyambar ke bawah, semburan merah bercahaya ini melesat ke atas menuju ionosfer, membentuk wujud ubur-ubur yang mencolok.

Pertama kali difoto oleh tim Universitas Minnesota pada tahun 1989, kilatan ini begitu singkat—hanya berlangsung sepersekian detik—sehingga jarang terlihat oleh mata telanjang.

Namun, Rae berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat dan melihatnya saat menerangi langit.

Bagi Rae, mengabadikan fenomena ini merupakan pengalaman yang surealis.

Sebagai fotografer peraih penghargaan yang berspesialisasi dalam lanskap malam, ia menggambarkan kilatan merah yang singkat namun intens itu sebagai ‘ethereal,’ momen keindahan yang sekilas terasa hampir tak nyata.

Ia menekankan bahwa mengabadikan peristiwa semacam itu tidak hanya membutuhkan keterampilan teknis tetapi juga pemahaman tentang sains di baliknya.

Zafra, yang juga belum pernah menyaksikan peristiwa semacam itu, menyebutnya sebagai salah satu malam paling tak terlupakan dalam hidupnya.

"Saya bisa melihat Bima Sakti membentang di cakrawala sementara sulur-sulur cahaya merah raksasa ini menari-nari di langit di atas badai yang jauh," katanya kepada The Guardian.

Menurut Zafra, belum ada foto lain yang berhasil menangkap Bima Sakti dan sprite merah sekaligus dalam satu jepretan.

Ketiganya tahu mereka telah menangkap sesuatu yang langka dan luar biasa—sebuah peristiwa kosmik sekali seumur hidup.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak