RIAU24.COM - Hamas telah menegaskan kembali tuntutannya untuk mendapatkan lebih banyak waktu dan alat berat guna menemukan dan menyerahkan jenazah sandera Israel">Israel berdasarkan perjanjian damai.
Menurut Israel, Hamas masih belum mengembalikan jenazah 15 sandera, sebagaimana disepakati dalam perjanjian yang mengakhiri konflik dua tahun antara kedua belah pihak.
Menurut Israel, Hamas dapat mengembalikan jenazah dalam jangka waktu yang jauh lebih singkat, dan penundaan ini memang disengaja, sementara masih ada kekhawatiran mengenai pengalihan fungsi alat berat yang dimintanya.
Kesepakatan yang dimediasi AS tersebut dicapai pada 10 Oktober, setelah pertukaran sandera dan jenazah dimulai.
Hamas ingin lebih banyak waktu dan mekanisme untuk memulangkan jenazah sandera Israel
"Kami siap untuk mengambil dan menyerahkan semua jenazah [para sandera] sesuai perjanjian; kami tidak ingin menahan siapa pun bersama kami — biarkan mereka kembali ke keluarga mereka, dan para syuhada kami juga akan kembali dan dimakamkan dengan bermartabat," kata pemimpin Hamas Khalil al-Hayya dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Al-Qahira Al-Akhbariya.
Alasan di balik tuntutan tersebut adalah sulitnya menemukan jenazah para sandera, karena mereka berada di bawah reruntuhan di Gaza, yang mengalami kerusakan paling parah selama konflik antara kedua belah pihak.
Bagaimana kesepakatan gencatan senjata berjalan?
Setelah pengumuman gencatan senjata, Israel sejauh ini telah memulangkan 250 tahanan Palestina dan 1.718 tahanan dari Gaza, beserta 15 jenazah warga Palestina untuk setiap jenazah sandera Israel.
Di sisi lain, Hamas telah membebaskan seluruh 20 sandera yang masih hidup beserta 13 jenazah, sehingga sejauh ini hanya tersisa 15 jenazah di tangan Hamas.
Konflik tersebut mengakibatkan kerusakan yang luas dan hilangnya nyawa serta harta benda, terutama di Jalur Gaza, yang berakhir setelah Presiden AS Donald Trump memediasi kesepakatan damai yang memastikan gencatan senjata antara kedua belah pihak.
(***)