RIAU24.COM - Prancis mengakui negara Palestina pada hari Senin, bergabung dengan beberapa negara Barat, menjelang pertemuan tahunan Majelis Umum PBB di New York.
Presiden Emmanuel Macron dari Prancis mengumumkan pengakuan negaranya atas negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang disambut tepuk tangan meriah dan tepuk tangan meriah dari beberapa peserta.
Macron memulai pidatonya dengan mengecam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, dan menuntut pembebasan sandera yang tersisa serta pemberantasan antisemitisme.
Macron mengatakan ia telah berulang kali berupaya meyakinkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dari Israel bahwa pengakuan Prancis atas negara Palestina bukanlah hadiah bagi Hamas atau dimaksudkan untuk mengobarkan antisemitisme di Prancis.
Macron mengatakan bahwa pengakuan negara Palestina adalah satu-satunya solusi yang akan memungkinkan Israel hidup damai, dan menyebut langkah tersebut sebagai kekalahan bagi Hamas.
Berbicara dalam pertemuan puncak solusi dua negara di New York, Macron mengatakan, "Kita harus melakukan segala daya upaya untuk menjaga kemungkinan solusi dua negara, di mana Israel dan Palestina hidup berdampingan secara damai dan aman."
“Pengakuan hak-hak rakyat Palestina tidak mengurangi hak-hak rakyat Israel, yang didukung Prancis sejak awal,” tambahnya.
Kenegaraan Palestina menjadi fokus konferensi yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi di Perserikatan Bangsa-Bangsa pada hari Senin, saat para pemimpin dunia berkumpul di New York untuk pertemuan tahunan Majelis Umum PBB.
Sekitar 10 negara telah mengakui Palestina secara resmi sebagai sebuah negara, termasuk Prancis dan Belgia, yang akan bergabung dengan 147 negara anggota PBB lainnya yang telah menganggap Palestina sebagai negara berdaulat.
Australia, Inggris, Kanada, dan Portugal mengonfirmasi pada hari Minggu bahwa mereka kini secara resmi mengakui kenegaraan Palestina.
Pengakuan negara Palestina oleh Australia, Inggris, Kanada dan Portugal pada hari Minggu menambah tekanan pada Israel yang telah mengintensifkan perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina, dan mengubah daerah kantong Palestina itu menjadi reruntuhan.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, telah mengkritik pengakuan oleh pemerintah Barat, dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan langkah tersebut akan memberi semangat kepada [Hamas] dan mempersulit upaya mengakhiri perang.
Palestina diperkirakan akan menjadi agenda utama Sidang Umum PBB, yang akan dihadiri lebih dari 140 pemimpin dunia.
Namun, Presiden Palestina Mahmud Abbas tidak akan dapat hadir karena AS menolak visanya.
(***)