Macron Sebut Prancis Tidak akan Membuka Kedutaan di Gaza Sampai Sandera Israel Dibebaskan

R24/tya
Presiden Prancis Emmanuel Macron /AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron /AFP

RIAU24.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa rencana negaranya untuk mengakui negara Palestina tidak akan mencakup pembukaan kedutaan kecuali kelompok militan Hamas membebaskan sandera Israel yang ditawan di Gaza.

Macron menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara yang disiarkan pada hari Minggu (21 September).

Hal ini terjadi setelah Inggris, Kanada, dan Australia secara resmi mengakui Negara Palestina, dengan alasan dukungan jangka panjang terhadap solusi dua negara.

“Bagi kami, ini akan menjadi persyaratan yang sangat jelas sebelum membuka, misalnya, kedutaan besar di Palestina,” ujar Macron kepada CBS News.

Namun, Macron juga menentang keras rencana untuk mengusir warga Palestina dari Gaza sementara pasukan Israel terus melancarkan serangan darat di wilayah tersebut.

"Tetapi jika prasyarat rencana semacam itu adalah untuk mengusir mereka, ini sungguh gila," kata Macron.

"Kita tidak boleh—demi kredibilitas Amerika Serikat, demi kredibilitas Prancis—kita tidak boleh secara implisit maupun eksplisit berpuas diri dengan proyek semacam itu," tambahnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak pengakuan Barat terhadap negara Palestina, dan berjanji untuk memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat.

Dalam pernyataan yang ditujukan kepada para pemimpin Barat, Netanyahu mengatakan, “Saya punya pesan yang jelas bagi para pemimpin yang mengakui negara Palestina setelah pembantaian mengerikan pada 7 Oktober: Anda memberikan hadiah besar bagi teror.”

Ia menambahkan, "Dan saya punya pesan lain untuk Anda: hal itu tidak akan terjadi. Tidak akan ada negara Palestina yang didirikan di sebelah barat Sungai Yordan."

Ia menambahkan, “Selama bertahun-tahun, saya telah mencegah pembentukan negara teror ini meskipun ada tekanan besar baik dari dalam negeri maupun internasional.”

"Kami telah melakukannya dengan tekad dan kebijaksanaan politik. Lebih dari itu, kami telah menggandakan permukiman Yahudi di Yudea dan Samaria dan kami akan melanjutkan jalan ini," kata Netanyahu, menggunakan nama Tepi Barat dalam Alkitab.

Portugal juga akan mengakui negara Palestina pada hari Minggu nanti.

Prancis telah menyatakan akan mengakui hal yang sama bersama negara-negara lain pada hari Senin di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak