RIAU24.COM - Utang nasional AS kini mencapai rekor $37 triliun, tertinggi di dunia.
Meskipun bebannya sangat besar, Amerika Serikat tetap menjadi ekonomi global terbesar.
Bagaimana ini mungkin? Jawabannya terletak pada kombinasi pertumbuhan ekonomi AS, peran unik dolar AS dalam sistem keuangan global, dan struktur utangnya.
Namun, berapa lama pesta ini akan berlangsung? Mari kita cari tahu.
Mengapa AS berutang lebih banyak daripada yang diperolehnya: Dari mana utang berasal?
Rasio utang AS terhadap PDB telah melonjak di atas 119 persen, yang berarti utang negara ini melebihi total output ekonomi tahunannya.
Pada pertengahan 2025, PDB AS mencapai sekitar $30,3 triliun.
Sementara itu, utang meningkat pesat—sekitar $1 triliun setiap lima bulan—sehingga pertumbuhan ekonomi yang konsisten menjadi penting untuk mengelola beban utang ini.
Dari $37 triliun tersebut, hampir $24,4 triliun merupakan utang publik yang dimiliki oleh investor swasta, reksa dana, dan pemerintah asing.
Sekitar $7,3 triliun terdiri dari kepemilikan intrapemerintah, seperti dana perwalian Jaminan Sosial dan Medicare.
Federal Reserve, bank sentral AS, memegang sekitar $4,6 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah AS, sebagai bagian dari operasi kebijakan moneternya.
Siapa saja pemegang asing utama utang AS?
Jepang merupakan kreditor asing terbesar dengan kepemilikan utang AS sekitar $1,1 triliun, diikuti oleh Inggris ($809 miliar), Tiongkok ($756 miliar), Kepulauan Cayman ($455 miliar), dan Kanada ($426 miliar).
Negara-negara ini berinvestasi besar dalam utang AS karena dolar AS merupakan mata uang cadangan utama dunia, dan surat berharga Treasury AS dianggap sebagai salah satu investasi teraman dan paling stabil di dunia.
Meningkatnya biaya bunga menantang anggaran AS
Pembayaran bunga utang semakin membebani anggaran AS.
Pada tahun fiskal 2024, biaya bunga bersih mencapai hampir $880 miliar—lebih besar daripada pengeluaran pemerintah untuk Medicare atau pertahanan.
Suku bunga rata-rata pinjaman pemerintah telah meningkat lebih dari dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir, dari sekitar 1,6 persen pada tahun 2022 menjadi 3,35 persen pada pertengahan tahun 2025.
Kenaikan ini mendorong Moody's untuk menurunkan prospek kredit AS, dengan alasan defisit dan utang yang terus meningkat.
Mengapa ekonomi AS tetap dominan?
Permintaan global terhadap dolar AS dan surat berharga Treasury menopang kekuatan ekonomi Amerika meskipun terdapat utang publik.
Peran dolar sebagai mata uang cadangan utama memungkinkan pemerintah AS untuk meminjam dengan suku bunga yang relatif rendah dan terus-menerus membiayai kembali utangnya.
Investor di seluruh dunia memandang utang AS sebagai aset yang aman dan likuid.
Pertumbuhan PDB AS yang stabil membantu mencegah memburuknya rasio utang terhadap PDB meskipun utang meningkat.
Sebagian besar utang publik juga disimpan di dalam negeri—dalam dana pensiun, reksa dana, dan lembaga keuangan—sehingga mengurangi ketergantungan pada kreditor asing.
Ketahanan ekonomi AS di tengah tantangan: Risiko dan proyeksi
Perekonomian AS telah menunjukkan ketahanan yang luar biasa, berhasil melewati krisis keuangan 2008 dan pandemi Covid 19 dengan langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter yang efektif yang menstabilkan pasar dan memulihkan pertumbuhan.
Namun, risikonya tetap ada.
Kantor Anggaran Kongres memproyeksikan utang publik dapat meningkat dari 99 persen PDB pada tahun 2024 menjadi 116 persen pada tahun 2034, dan berpotensi mencapai 172 persen pada tahun 2054 jika tren saat ini berlanjut.
Beberapa proyeksi menunjukkan utang dapat mencapai 130 persen PDB selama dekade berikutnya tanpa reformasi kebijakan yang signifikan.
Perusahaan konsultan EY memperingatkan bahwa pertumbuhan utang yang tidak terkendali dapat mengurangi hasil ekonomi sebesar $340 miliar pada tahun 2035, menyebabkan hilangnya 1,2 juta pekerjaan, memangkas investasi swasta hampir 14 persen, dan menekan upah.
Bisakah AS menanggung utangnya?
Keruntuhan mendadak akibat beban utang memang kecil kemungkinannya, tetapi kekhawatiran tetap ada.
Sistem keuangan AS tetap menjadi salah satu yang paling kredibel di dunia, tetapi lembaga pemeringkat kredit dan investor terus memantau kesehatan fiskal negara tersebut.
Pertanyaan kritisnya adalah apakah pemerintah AS dapat mengelola utangnya tanpa melemahkan kepemimpinan ekonominya.
Saat ini, posisi unik Amerika sebagai penerbit mata uang cadangan utama dunia, pertumbuhan ekonominya yang berkelanjutan, dan pasar keuangan yang kuat memungkinkannya mempertahankan dominasi global.
Namun, masa depan bergantung pada pengelolaan fiskal yang bijaksana untuk mencegah utang menjadi penghambat signifikan bagi kemajuan ekonomi.
(***)