RIAU24.COM - Siak-Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan pariwisata dan penanganan sampah di Kabupaten Siak, Pimpinan dan Anggota DPRD Siak melakukan studi tiru ke Kabupaten Badung, Bali, tepatnya di kawasan Daerah Taman Wisata (DTW) Sangeh. Kunjungan ini difokuskan pada pembelajaran langsung dari Dinas Pariwisata serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung, yang telah dikenal luas atas inovasinya di kedua sektor tersebut.
Kabupaten Badung dikenal sukses dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan melalui pendekatan strategis, seperti pengembangan destinasi, peningkatan kualitas SDM, dan penguatan branding wisata. Salah satu destinasi unggulan yang dikunjungi adalah DTW Sangeh, taman hutan seluas 13,9 hektare yang dikelola secara kolaboratif oleh desa adat dan menjadi contoh pariwisata berbasis pelestarian alam dan partisipasi masyarakat.
Kepala Desa Sangeh mengungkapkan bahwa PAD desa mencapai sekitar Rp22 miliar per tahun, salah satunya dari retribusi wisata yang sudah terintegrasi digital. Sistem ini memungkinkan pelaporan jumlah wisatawan secara real-time, memastikan akuntabilitas dalam pengelolaan dana dan destinasi.
Di sisi lain, konsep SELARAS (Semangat, Lestari, Aktif, Ramah, Santun) diterapkan untuk menggerakkan masyarakat dan generasi muda dalam menjaga ekosistem wisata dan budaya lokal.
Studi tiru ini sangat relevan dengan pengembangan destinasi wisata di Siak, seperti Danau Naga Sakti Zamrud dan Tahura Arwinas, yang memiliki potensi ekowisata tinggi namun masih membutuhkan peningkatan dalam pengelolaan dan pemberdayaan lokal. Dinas Pariwisata Kabupaten Siak berharap bisa menerapkan konsep strategis dari Badung, mulai dari penataan kawasan, pelatihan SDM, hingga optimalisasi potensi lokal untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata.
Tidak hanya soal pariwisata, rombongan DPRD Siak juga mempelajari pengelolaan persampahan di Badung, yang berbasis teknologi dan partisipasi masyarakat. Sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle), TPS 3R, Bank Sampah, hingga program inovatif seperti Batik (Badung Anti Sampah Plastik) dan Gotik (Gojek Sampah Plastik) menjadi inspirasi konkret dalam mengatasi permasalahan sampah yang juga tengah menjadi sorotan di Kabupaten Siak.
Kadis LH dan Kebersihan Siak, Amin Soimin, mengaku terkesan dengan sistem dan budaya bersih masyarakat Badung. Ia menekankan pentingnya perubahan mindset dan peran aktif seluruh elemen masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah, agar konsep Zero Waste to Landfill dapat diwujudkan di Siak.
Dari hasil studi tiru ini, DPRD Siak bertekad membawa pulang inovasi dan semangat baru untuk memperbaiki pengelolaan pariwisata dan lingkungan di daerahnya. Baik sektor wisata maupun pengelolaan sampah akan menjadi prioritas strategis dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Siak.(Lin)