RIAU24.COM - Iran telah mendeportasi ratusan ribu warga Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir, dengan tuduhan masalah keamanan nasional.
Ini terjadi setelah pihak berwenang pada bulan Maret memberikan tenggat waktu kepada warga Afghanistan untuk kembali ke tanah air mereka pada bulan Juli.
Lebih dari empat juta pengungsi gelap dari Afghanistan telah tinggal di Iran setelah mereka melarikan diri dari konflik di negara mereka.
Menurut PBB, sekitar 50.000 orang kembali setiap hari pada awal Juli.
Tindakan keras imigrasi Iran terjadi di tengah tuduhan luas yang menunjukkan bahwa orang Afghanistan memiliki hubungan dengan badan intelijen Mossad, dengan beberapa orang ditangkap karena spionase.
“Teheran mungkin mencari kambing hitam atas kekurangannya dalam perang melawan Israel,” kata seorang ahli kepada BBC.
"Pemerintah Iran sangat malu dengan kegagalan keamanan mereka, yang menunjukkan Iran "sangat ditembus oleh intelijen Israel," kata Barnett Rubin, yang menjabat sebagai penasihat senior untuk Departemen Luar Negeri AS.
"Jadi mereka harus menemukan seseorang untuk disalahkan," tambahnya.
Beberapa kritikus juga menyarankan bahwa pemerintah Iran mencari legitimasi dengan menuduh warga Afghanistan yang tidak berdokumen melakukan spionase untuk mendeportasi mereka.
Pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir dan militer Iran, pemerintah mendesak warga untuk melaporkan setiap aktivitas mencurigakan yang dapat dikaitkan dengan operasi Israel.
Setelah ini, beberapa orang, termasuk warga Afghanistan, ditahan karena diduga terkait dengan serangan Israel.
Korps Pengawal Revolusi Islam pada 18 Juni mengatakan bahwa 18 warga Afghanistan ditangkap di Mashhad karena membangun drone untuk Israel, menurut Afghan Witness, sebuah kelompok pemantau independen.
Namun, wakil kepala keamanan provinsi kemudian mengatakan bahwa penangkapan itu tidak ada hubungannya dengan pembuatan drone atau hubungan Israel dan semata-mata dilakukan karena berada di negara itu secara ilegal.
Menurut Badan Pengungsi PBB, lebih dari 1,5 juta orang Afghanistan telah meninggalkan Iran sejak Januari.
Sementara itu, Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Taliban mengatakan kepada BBC bahwa lebih dari 918.000 orang Afghanistan, beberapa di antaranya telah berada di Iran selama beberapa generasi, kembali antara 22 Juni - 22 Juli.
Sejak 1970-an, jutaan orang Afghanistan telah melarikan diri ke Iran dan Pakistan, yang sebagian besar melakukannya pada saat invasi Soviet ke Afghanistan pada tahun 1979 dan ketika Taliban mengambil alih pada tahun 2021.
Warga Afghanistan juga menghadapi kejahatan kebencian di Iran, yang telah ditingkatkan oleh media sosial dalam beberapa tahun terakhir.
Para ahli telah memperingatkan bahwa Afghanistan tidak memiliki kapasitas untuk mengakomodasi semakin banyak warga negara yang dikembalikan secara paksa dari Iran dan Pakistan selama masa krisis ekonomi di negara itu.
(***)