Presiden Prabowo Tiba-tiba Minta Maaf ke Pemerintah Eropa, Ada Apa?

R24/zura
Presiden Prabowo Tiba-tiba Minta Maaf ke Pemerintah Eropa, Ada Apa?
Presiden Prabowo Tiba-tiba Minta Maaf ke Pemerintah Eropa, Ada Apa?

RIAU24.COM Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan permohonan maaf yang terkhusus kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Hal ini terjadi saat keduanya bertemu di Brussels, Belgia, Minggu (13/7/2025).

Permintaan maaf ini didasari kunjungan Prabowo ke markas Uni Eropa (UE) itu pada hari Minggu, yang notabenenya merupakan hari libur. Namun, kunjungan ini masih mendapatkan sambutan yang sangat baik dari pihak UE.

"Dan sekali lagi saya ingin meminta maaf karena mengunjungi Anda di hari Minggu. Saya tahu ini sangat luar biasa, jadi ini sungguh luar biasa di dunia dan Anda memberi saya pengorbanan yang besar," ujarnya.

"Saya pikir ini juga menunjukkan pentingnya sentuhan nyata dalam hubungan antara Indonesia dan UE."

Dalam momen itu, Prabowo menyebut RI dan UE telah menyepakati secara politik perjanjian perdagangan bebas antara keduanya atau CEPA. Menurutnya, Eropa merupakan mitra yang sangat penting dalam sains, teknologi, dan keuangan, sehingga memang perjanjian dagang dengan wilayah ini merupakan hal yang sangat baik

"Saya ingin mengatakan bahwa hari ini, terobosan telah tercapai setelah 10 tahun negosiasi. Kita telah mencapai kesepakatan yang memiliki perjanjian ekonomi komprehensif, yang pada dasarnya merupakan perjanjian perdagangan bebas," tuturnya.

"Saya sangat senang melihat para Menteri dan komisioner kita masing-masing mencapai terobosan strategis sehingga pada dasarnya kita tidak memiliki perbedaan pendapat yang mendasar. Pada dasarnya, inilah kesimpulan yang kita miliki saat ini, jadi itu sangat membahagiakan."

Di sisi lain, von der Leyen mengatakan keduanya mencapai kesepakatan politik tentang perjanjian perdagangan bebas yang ambisius itu. Pasalnya, sejauh ini, pembahasan terkait RI-UE CEPA telah berjalan selama 10 tahun.

"Indonesia adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di dunia dengan PDB sebesar 1,2 triliun euro. Indonesia merupakan pemasok utama barang-barang penting bagi transisi digital dan ekonomi, dan mewakili pasar yang berkembang dengan lebih dari 287 juta orang," tuturnya.

Von der Leyen juga menyinggung bagaimana kekuatan ekonomi Indonesia yang besar namun tidak dibarengi dengan volume perdagangan kedua negara yang tinggi. Ia menyebut, CEPA ini akan mewakili pasar dengan 730 juta orang

(***)

 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak