RIAU24.COM - Impor baja jadi India turun tajam pada bulan April dan Mei, didorong oleh penurunan tajam pengiriman dari Tiongkok dan Jepang.
Data sementara pemerintah yang ditinjau oleh Reuters menunjukkan impor selama dua bulan pertama tahun fiskal turun 27,6 persen tahun-ke-tahun menjadi 0,9 juta metrik ton.
Penurunan ini menyusul keputusan New Delhi pada bulan April untuk mengenakan tarif sementara sebesar 12 persen, yang dikenal secara lokal sebagai bea pengaman, yang ditujukan untuk membendung lonjakan pengiriman baja yang lebih murah, khususnya dari China.
Menurut data yang dikutip oleh Reuters, ekspor baja jadi China ke India turun 47,7 persen tahun-ke-tahun menjadi 0,2 juta metrik ton selama April dan Mei.
Jepang mengalami penurunan yang lebih tajam, dengan pengiriman turun 65,6 persen menjadi 0,1 juta metrik ton selama periode yang sama.
Meskipun terjadi penurunan dari Tiongkok dan Jepang, Korea Selatan muncul sebagai eksportir baja jadi teratas di India.
Pengiriman dari Korea Selatan naik 8,2 persen menjadi 0,4 juta metrik ton, yang menunjukkan adanya pergeseran pola pengadaan bahkan ketika volume impor secara keseluruhan menurun.
Data menunjukkan impor dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan secara bersama-sama menyumbang 74,4 persen dari total impor baja jadi India selama April dan Mei.
Gulungan atau strip canai panas tetap menjadi kategori impor terbesar India.
Ekspor juga menurun
India merupakan importir bersih baja jadi selama periode tersebut, karena ekspornya sendiri turun 18,1 persen tahun-ke-tahun menjadi 0,8 juta metrik ton, Reuters melaporkan.
Lembaran atau gulungan baja galvanis polos atau bergelombang tetap menjadi produk ekspor baja utama India.
Belgia merupakan pasar ekspor baja jadi terbesar India selama periode tersebut, dengan pengiriman meningkat 12,4 persen menjadi 0,15 juta metrik ton.
Namun, terdapat perbedaan yang signifikan di antara pasar-pasar utama.
Ekspor ke Italia merosot 53,7 persen, sementara pengiriman ke Nepal dan Spanyol mencatat peningkatan.
Permintaan domestik dan peningkatan produksi
Meskipun impor dan ekspor melemah, permintaan baja domestik India tetap tangguh. Konsumsi baja jadi pada April-Mei naik 7,1 persen tahun-ke-tahun menjadi 25,1 juta metrik ton.
Sementara itu, produksi baja mentah meningkat 9,5 persen menjadi 26,9 juta metrik ton, yang menggarisbawahi kekuatan kapasitas produksi domestik India.
India adalah produsen baja mentah terbesar kedua di dunia dan telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa tahun terakhir untuk melindungi industri dalam negerinya dari banjir impor yang lebih murah, terutama dari China.
Bea pengaman sementara yang diperkenalkan pada bulan April adalah yang terbaru dalam serangkaian langkah perdagangan yang ditujukan untuk menyeimbangkan persaingan impor dengan kebutuhan sektor infrastruktur dan konstruksi India yang sedang berkembang.
(***)