RIAU24.COM - Di tengah konflik Israel-Iran yang sedang berlangsung, unggahan lama pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, muncul dan menarik perhatian karena nadanya yang sangat liberal dan feminis.
Beberapa orang di unggahan lama menunjukkan Khamenei menyatakan dukungannya terhadap hak-hak perempuan, menunjukkan minatnya pada puisi, dan mendukung gerakan Black Lives Matter.
Pernyataan yang muncul kembali ini menunjukkan citra Khamenei yang sangat berbeda, yang mendorong banyak orang di media sosial untuk menyebutnya progresif dalam pandangannya.
Dalam beberapa unggahan yang berfokus pada perempuan, ia tidak hanya menganjurkan kesetaraan gender tetapi juga mengungkapkan pemikiran tentang cinta dan hubungan.
Dalam sebuah posting di X (sebelumnya dikenal sebagai twitter), Khamenei mengatakan, "Pria memiliki tanggung jawab untuk memahami kebutuhan dan perasaan #wanita dan tidak boleh mengabaikan kondisi #emosionalnya."
Membandingkan kekuatan antara kedua jenis kelamin, ia menekankan, "Wanita lebih kuat daripada pria. Wanita dapat sepenuhnya mengendalikan dan memengaruhi pria dengan kebijaksanaan dan kelembutan mereka."
"Saya tidak tertarik pada sinema dan seni visual, tetapi jika menyangkut puisi dan novel, saya bukan sekadar penonton biasa," tambahnya.
Postingan Ayatollah Khamenei tersebut mendapat beberapa reaksi dari pengguna sosial media X.
“Anda adalah seorang Islamis yang baik sekali,” kata seorang pengguna.
Pengguna lain menyatakan, “Penguasa yang benar-benar hebat memperhatikan semua kebutuhan rakyatnya.”
"Saya minta maaf, Ayatollah Khamenei, saya tidak paham dengan permainan Anda," kata yang lain.
Yang lain menulis, "Terlahir sebagai kekasih, dipaksa menjadi pemimpin tertinggi."
Yang lain juga berkomentar,"Ayatollah Khamenei adalah orang pertama yang akunnya dibatalkan setelah cuitan lama muncul kembali."
(***)