Terancam Punah Gara-gara Tambang, Begini Keunikan Tikus Pulau Gag Raja Ampat

R24/riz
Pulau GAG
Pulau GAG

RIAU24.COM - Sorotan tajam publik terkait aktivitas pertambangan nikel di wilayah Raja Ampat menyisakan cerita lain dari kehidupan fauna di wilayah tersebut. Salah satunya adalah cerita mengenai tikus Pulau Gag yang terancam punah.

Raja Ampat merupakan salah satu kawasan perairan dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Bagi banyak wisatawan, tempat ini bahkan jadi salah satu destinasi impian.

Wilayah ini dinobatkan sebagai UNESCO Global Geopark pada 2023, sebagai pengakuan atas nilai internasional dari warisan geologinya.

Tidak cuma kekayaan alam yang beragam, di Raja Ampat juga terdapat keanekaragaman hayati seperti tikus Pulau Gag (Rattus nikenii) yang terancam punah.

Baca Juga: Presiden Prabowo Naikan Gaji Hakim Sebesar 280 persen

Tikus tersebut termasuk hewan endemik Pulau Gag. Tikus ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 2010 oleh Ibnu Maryanto dan kawan-kawan, dari Museum Zoologi Bogor.

Penelitian mengenai tikus ini sudah terbit dalam jurnal Research Gate bertajuk 'Morphometric Variation of Rattus Praetor (Thomas, 1888) Complex From Papua, With The Description of New Species of Rattus From Gag Island' yang terbit pada 2010.

"Spesies baru ini dinamai berdasarkan nama depan Niken Tunjung Murti Pratiwi, yang merupakan istri dari penulis pertama, sebagai penghargaan atas kontribusinya dalam penelitian dan ekspedisi ini," demikian tulis para peneliti dalam jurnal tersebut, dikutip Rabu (11/6).

Hewan pengerat ini memiliki panjang tubuh dari sekitar 135-300 mm, dengan panjang ekor 138-165 mm. Bobotnya cuma sekitar 113-175 gram.

Tikus Pulau Gag ini sekilas mirip dengan Tikus Berduri Besar Papua (Rattus praetor), meski secara rata-rata lebih kecil, dengan moncong dan kaki belakang yang lebih pendek.

Bulunya kasar dan berduri. Selain itu, tikus ini memiliki punggung berwarna keabu-abuan, dan warna cokelat muda di bagian perut.

Tikus ini endemik Pulau Gag alias hanya terdapat di pulau seluas 56 Km2 tersebut dan tidak ada di wilayah lain di dunia.

Sebagaimana jenis-jenis endemik lainnya, tikus ini sangat rentan dengan perubahan habitat di wilayah sebarannya yang terbatas.

Tikus ini masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.

Baca Juga: Markarius Anwar Turun Tangan Atasi Sampah 200 Meter di Air Hitam

Pada tahun 2016, IUCN awalnya menetapkan status spesies ini sebagai Vulnerable alias rentan. Namun, setelah dievaluasi pada 2024, statusnya berubah menjadi Critically Endangered.

Dalam laman resminya, IUCN menyebut bahwa tikus ini menghadapi ancaman besar dari pertambangan dan penambangan batu.

"Proyek Pulau Gag adalah tambang nikel permukaan yang mencakup blok tengah pulau, membentang dari pantai barat ke pantai timur ke arah tenggara, mencakup sekitar sepertiga dari pulau (Minadat.org 2022)," ungkap IUCN.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak