Dokter Harvard Ungkap Bentuk Jerawat Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit

R24/dev
Dokter Harvard Ungkap Bentuk Jerawat Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit
Dokter Harvard Ungkap Bentuk Jerawat Seperti Ini Bisa Jadi Tanda Kanker Kulit

RIAU24.COM - Dokter kulit lulusan Harvard, dr Daniel Sugai mengungkapkan terdapat ciri jerawat tidak normal yang bisa jadi gejala kanker kulit. Kondisi ini mungkin kerap disalahartikan pasien sebagai bercak kulit akibat masalah hormonal.

dr Sugai menuturkan jika jerawat yang muncul berkoreng dan berdarah, itu mungkin menjadi tanda kanker kulit. Menurutnya, jenis kanker kulit seperti basal cell carcinoma (BCC) tidak harus memunculkan tanda yang jelas di wajahnya.

Sebaliknya, tanda dapat berupa luka kecil yang tak kunjung sembuh, benjolan, atau bahkan bercak kulit yang datar dan bersisik.

"Keluhan yang saya dengar dari pasien adalah, 'Saya baru saja mencuci muka dan ada satu titik ini yang terus berdarah'. Dan titik itu terus mengalami siklus berdarah-mengeras (membentuk koreng)," katanya dikutip dari Daily Mail, Jumat (23/5/2025).

Jika jerawat tersebut mengganggu dan tidak hilang dalam waktu 4 minggu, pemeriksaan harus dilakukan. Hal tersebut untuk memastikan apakah jerawat tersebut berkaitan dengan kanker atau tidak.

Jerawat biasa umumnya bisa hilang dalam waktu satu minggu. Sementara itu, benjolan kanker kulit tidak akan sembuh dengan sendirinya.

"Untuk pasien yang memiliki kulit berwarna, saya paling sering menemukan BCC yang berpigmen, biasanya berwarna gelap dengan sedikit warna merah. Seiring waktu, benjolan itu akan mulai mudah berdarah," jelasnya.

Melalui pemeriksaan dermoskopi, tanda kanker kulit sekecil apapun bisa diidentifikasi.

dr Sugai menekankan pentingnya penggunaan sunscreen secara rutin untuk melindungi kulit. Menurutnya, 20 tahun pertama kehidupan merupakan fase penting perlindungan kulit dari sinar matahari.

Efek sunburn dapat mempengaruhi kesehatan DNA seseorang di kemudian hari.

"Tidak ada kata terlambat untuk menggunakan sunscreen. Teruslah menggunakan sunscreen karena kita tidak ingin kulit dipenuhi mutasi DNA yang disebabkan oleh sinar matahari," tandasnya.

  

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak