RIAU24.COM - Dalam wawancara dengan BBC">BBC, seorang dokter anak, Dr. Tanya Haj-Hassan, mengkritik liputan BBC tentang konflik Gaza dan menelusuri kembali narasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Sambil menekankan krisis kemanusiaan di Gaza, Dr. Tanya menyebut penjelasan yang diberikan oleh IDF tentang serangan berulang kali ke rumah sakit di Gaza sebagai tidak masuk akal.
Ia tampak sangat tertekan saat berbicara kepada pembawa acara, "Dari 36 rumah sakit di Gaza, 35 di antaranya menjadi sasaran. Rumah sakit tempat saya bekerja, rumah sakit tempat Dr. Alaa bekerja, terkena serangan pesawat tanpa awak saat saya bekerja di sana, menewaskan dua pasien dan melukai yang lainnya."
Ia menekankan krisis kemanusiaan yang mengerikan yang terjadi di Gaza, khususnya penderitaan warga sipil dan anak-anak.
Ia mengkritik pelaporan BBC karena menggemakan narasi IDF, kurang analisis kritis, dan kurang mewakili perspektif Palestina.
"Anda tidak bertanya kepada pelaku Genosida", kata Dr Hasan, yang baru saja kembali dari Gaza, bekerja dengan Médecins Sans Frontières/Dokter Lintas Batas.
Ia menceritakan bagaimana rekannya, Dr Alaa al-Najjar, pergi bekerja dan keluarganya dibom di rumah di daerah Khan Younis, menewaskan 9 dari 10 anaknya.
Hanya satu dari anak-anaknya dan suaminya, yang juga seorang Dokter, selamat dan mengalami luka kritis.
Dr. Najjar menggambarkan sistem perawatan kesehatan yang runtuh, “Dia menelepon saya dan membuat saya menangis, mengatakan bahwa ICU penuh, dia mengatakan teror itu terjadi sepanjang malam, dan sepanjang hari, ketakutan terus-menerus. Kami merindukan orang-orang yang kami cintai, kami bahkan tidak tahu bagaimana cara berduka karena kami tidak punya waktu untuk berduka. Unit ICU pediatrik penuh, itu menghancurkan hati Anda, semua anak kecil ini, apa kejahatan mereka? Anak-anak yatim piatu, anak-anak cacat, anak-anak yang merupakan satu-satunya yang selamat dari keluarga mereka."
Dia melanjutkan dengan nada kesal bahwa setiap organisasi kemanusiaan dan hak asasi manusia yang kredibel, Amnesty International, Doctors Without Borders, Human Rights Watch, International Court of Justice semuanya telah mengatakan bahwa pemboman ini konsisten dengan genosida. Bagaimana BBC bisa memberikan waktu tayang untuk pembenaran tidak masuk akal ini oleh juru bicara Israel setelah pemboman yang konsisten selama 19 bulan?
BBC baru-baru ini menunda penayangan sebuah dokumenter, ‘Gaza: Medics Under Fire’, sebuah dokumenter yang telah selesai dan disetujui untuk disiarkan pada bulan Februari 2025.
Dokumenter tersebut ditangguhkan setelah adanya tuduhan bahwa dokumenter lainnya, 'Gaza: How to Survive a Warzone', dinarasikan oleh putra seorang pejabat Hamas.
Para dokter dan whistleblower yang telah berpartisipasi dalam dokumenter tersebut mengancam akan menarik persetujuan mereka.
(***)