RIAU24.COM - Baru-baru ini viral kemunculan grup penyuka hubungan sedarah atau inses di Facebook. Grup bernama 'Fantasi Sedarah' itu berisikan kurang lebih 32 ribu pengguna, membahas soal pengalaman hingga fantasi mereka melakukan hubungan sedarah, baik orangtua maupun saudara kandung. Pilunya, ada banyak anak yang menjadi korban di grup tersebut.
"Sumpah nggak tahu lagi sama pemikiran orang-orang stres ini," tulis seorang pengguna X mengomentari grup tersebut.
Dikutip dari Rape, Abuse & Incest National Network, inses adalah aktivitas seksual yang melibatkan anggota keluarga atau kerabat dekat, biasanya melibatkan hubungan yang memiliki ikatan darah dan terkait dengan afinitas. Sampai saat ini inses masih dianggap sebagai perilaku yang tabu, bahkan banyak negara memiliki undang-undang yang mengatur pembatasan terkait pernikahan dengan kerabat dekat.
Inses juga bisa berdampak pada psikis dan fisik seseorang. Dikutip dari Complex Post-Traumatic Stress Disorder Foundation (CPTSD Foundation), inses dapat membuat seseorang merasakan kebencian pada diri sendiri.
Menurut sebuah studi, anak-anak yang terseret aktivitas inses mengalami pergeseran pemikiran dari 'saya membuat kesalahan' menjadi 'saya adalah kesalahan'. Akibatnya, terdapat risiko anak menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang dialaminya.
Penelitian juga menunjukkan orang-orang yang merupakan korban inses lebih mungkin mengalami depresi, gejala Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), dan Complex Post-Traumatic Stress Disorder (CPTSD), reaksi kecemasan, reviktimisasi, gangguan hubungan, distorsi kognitif, dan perilaku adiktif-kompulsif lainnya.
Terlebih risiko kecacatan pada anak yang lahir dari hubungan seks sedarah juga sangat besar. Hal ini dikarenakan anak-anak menerima satu salinan gen dari setiap orang tua. Biasanya, gen untuk pembentukan hal-hal seperti sistem autoimun diwariskan dari masing-masing orang tua, dengan materi genetik yang berbahaya jika digantikan oleh materi dominan.
Risikonya, individu yang seharusnya sehat yang mengalami kesalahan genetik resesif. Ketika seseorang hamil dari hubungan inses, mereka menurunkan variasi genetik. Gen resesif yang mereka miliki mungkin bergabung menjadi dominan pada anak, menyebabkan banyak jenis cacat bawaan.
Beberapa dampaknya seperti:
- Skor IQ Rendah. Perkawinan sedarah dapat berdampak negatif pada kemampuan intelektual anak, bahkan dalam beberapa kasus menyebabkan gangguan perkembangan.
- Mata Biru. Meskipun mewarisi mata biru dari gen resesif kedua orang tua tidaklah berbahaya, hal itu juga dapat disebabkan oleh hubungan sedarah.
- Fibrosis Kistik. Fibrosis kistik adalah penyakit serius yang menyerang sel-sel yang memproduksi lendir, keringat, dan cairan pencernaan..
- Kelahiran Prematur . Anak-anak hasil hubungan sedarah berisiko mengalami kelahiran prematur. Bayi yang lahir dari pasangan sedarah juga cenderung memiliki kelainan fisik.
- Langit-langit Sumbing. Langit-langit sumbing adalah cacat bawaan umum yang dapat disebabkan oleh kelainan genetik pada kedua orang tua. Anak-anak dengan langit-langit sumbing mengalami kesulitan berbicara dan makan.
- Penyakit Jantung. Kelahiran bayi dengan kelainan jantung atau gangguan fungsi jantung lainnya merupakan salah satu akibat inses. Sayangnya, jika mereka bertahan hidup, anak-anak ini akan memiliki umur yang lebih pendek yang dipenuhi dengan masalah jantung yang tak ada habisnya.
- Kematian Neonatal. Gen resesif yang diwarisi oleh anak-anak dari kerabat dekat terkadang menyebabkan bayi tidak dapat bertahan hidup hingga melewati masa gestasi atau meninggal segera setelah lahir.