RIAU24.COM -Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa tren kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada tahun 2024.
Hal ini disampaikan dalam upacara pembukaan Jambore Karhutla di Taman Hutan Raya, Kabupaten Siak, Riau, Jumat (25/4/2025).
Menurut data dari Kementerian, jumlah titik panas (hotspot) pada periode 1 Januari hingga 10 Oktober 2024 tercatat sebanyak 3.163 titik, menurun 59,38% dibandingkan dengan 7.786 titik pada periode yang sama di tahun 2023. Sedangkan luas area yang terbakar sepanjang tahun 2024 mencapai 283.620,51 hektare.
Dikatakan Menteri, ada beberapa faktor penyebab turunnya tren kebakaran hutan dan lahan. Pertama kerjasama seluruh pihak untuk antisipasi sejak dini dan pencegahan karhutla.
“Kedua, penegakan hukum yang efektif, jika terjadi kebakaran hutan maka penegakan hukum ketat. Serta yang ketiga partisipasi masyarakat khususnya generasi muda dapat diantisipasi,” ungkapnya.
Melalui Jambore ini, lanjut Juli, ancaman kebakaran hutan dan lahan bisa diantisipasi dan dicegah. Sehingga karhutla di wilayah Riau khususnya bisa diminimalisir.
“Dengan Jambore ini, tiga faktor ini bisa dilakukan dengan maksimal,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni secara simbolis melepasliarkan enam individu orang utan ke habitat alaminya di kawasan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Rabu (23/4/2025).
Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen pemerintah dalam upaya pelestarian satwa liar dan hutan tropis Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Menhut Antoni didampingi oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Nunu Anugrah, serta CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), Jamartin Sihite.
“Ada kebahagiaan karena hari ini kita berhasil melepasliarkan enam orang utan ke habitat alaminya. Namun, ini juga menjadi tantangan besar bagi kami untuk lebih serius dalam menjaga kelestarian hutan, ekosistem, dan satwa lainnya agar tidak banyak lagi yang harus dikonservasi,” ujar Antoni, seperti dilansir dari
(***)