RIAU24.COM - Wali Kota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan bahwa Ukraina mungkin harus menyerahkan wilayahnya untuk mengamankan perdamaian "sementara" dengan Rusia.
Komentar Klitschko ini disampaikan saat Amerika Serikat (AS) terus berupaya mewujudkan perdamaian antara Kyiv dan Moskow.
Pernyataan itu, seperti dilansir AFP, Jumat (25/4), disampaikan Klitschko dalam wawancara dengan media terkemuka Inggris, BBC, yang dipublikasikan pada Jumat (25/4) waktu setempat.
Baca Juga: Trump Mengklaim Kemenangan Total Saat China Menandakan Penurunan Tarif
"Salah satu skenarionya adalah... menyerahkan wilayah. Itu tidak adil. Namun demi perdamaian, perdamaian sementara, mungkin itu bisa menjadi solusi, untuk sementara," kata Klitschko yang mantan juara tinju Ukraina ini dalam wawancara tersebut.
Klitschko menyampaikan pernyataan ini setelah serangan rudal dan drone Rusia menghantam ibu kota Ukraina itu hingga menewaskan sedikitnya 12 orang. Sekitar 90 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran Moskow tersebut.
Dalam wawancara dengan BBC, Klitschko mengatakan bahwa dirinya "bertanggung jawab atas ibu kota Ukraina", dan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky mungkin harus menerima "solusi yang menyakitkan" untuk mewujudkan perdamaian.
Namun, Klitschko juga mengakui bahwa rakyat Ukraina "tidak akan pernah menerima pendudukan" oleh Rusia.
Pernyataan Klitschko ini dilontarkan ketika Presiden AS Donald Trump terus menekan Ukraina dan Rusia untuk menyetujui kesepakatan.
Dilaporkan bahwa konsesi teritorial, termasuk pengakuan AS terhadap kendali Rusia atas Crimea, yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskow sejak tahun 2014 lalu, merupakan bagian dari usulan Trump.
Baca Juga: Kardinal AS yang Dituduh Menutupi Kasus Pelecehan Seksual akan Menutup Peti Mati Paus Fransiskus
Rusia melancarkan invasi skala penuh terhadap Ukraina pada Februari 2022, dan saat ini pasukannya disebut telah menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina.
Sebelumnya, Trump melontarkan teguran yang tergolong langka kepada Presiden Vladimir Putin, setelah serangan terbaru Rusia menewaskan sedikitnya 12 orang di area Kyiv.
Trump menyebut serangan semacam itu "tidak perlu" dan "sangat tidak tepat waktunya" ketika sang Presiden AS itu sedang mendorong perdamaian.