Vietnam Perketat Perdagangan dengan China Demi Redam Tekanan Tarif Trump

R24/riz
Vietnam
Vietnam

RIAU24.COM Pemerintah Vietnam berkomitmen untuk menindak tegas praktik ilegal, yang melibatkan barang-barang dari China yang dikirim ke Amerika Serikat (AS) lewat wilayah negaranya.

Langkah ini diambil agar Vietnam bisa meredam dampak dari tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump. 

Diketahui, pada Rabu (2/4), AS menetapkan tarif sebesar 46 persen untuk beberapa barang dari Vietnam.  

Namun, tarif ini masih ditunda selama 90 hari sejak Rabu (9/4) sambil kedua negara melakukan negosiasi. Dalam negosiasi tersebut, Vietnam berharap Trump dapat menurunkan tarif impor menjadi 22 sampai 28 persen. 

Baca Juga: Trump Mendesak CEO Apple Tim Cook untuk Mempertahankan Produksi iPhone di AS

Trik Label “Made in Vietnam” Penasihat Dagang Gedung Putih, Peter Navarro, mencurigai adanya praktik transhipment ilegal, di mana barang-barang buatan China dikirim ke AS melalui Vietnam dan diberi label "Made in Vietnam" untuk menghindari tarif tinggi.  

Investigasi menunjukkan bahwa sebagian produk China tersebut hanya transit singkat di pelabuhan Vietnam untuk memperoleh dokumen asal produksi, sebelum dikirim ulang ke AS, dengan pajak yang lebih rendah.  

Masalah ini membuat AS geram karena menganggap Vietnam membiarkan dirinya digunakan sebagai "jalan tikus" oleh perusahaan-perusahaan China.

Vietnam Bergerak Cepat Begitu tarif diumumkan, pemerintah Vietnam langsung menggelar rapat darurat pada Kamis (3/4).   

“Vietnam akan menindak tegas kecurangan perdagangan,” tulis pemerintah dalam pernyataan resminya, tanpa merinci bentuk aksi yang dimaksud. 

Vietnam juga mengambil langkah untuk memperketat ekspor produk semikonduktor yang dapat digunakan untuk keperluan sipil maupun militer China.  

Draf peraturan baru yang dilihat Reuters menyebutkan bahwa mitra dagang besar, termasuk AS, meminta Hanoi membatasi aliran teknologi strategis ke negara ketiga tanpa izin negara pengekspor.

Langkah ini sejalan dengan kebijakan Washington yang membatasi akses China terhadap chip canggih guna menjaga dominasi dalam bidang kecerdasan buatan.

Baca Juga: Trump Menekankan AS akan Mempertahankan Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan

Vietnam bahkan menunjukkan sikap terbuka pada AS dengan memberi lampu hijau bagi Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk, untuk beroperasi di negaranya.

Meski sedang menghadapi tekanan dari AS, Vietnam juga tak ingin merusak hubungan dengan China.  Menurut Vietnam, China merupakan salah satu sumber investasi utama sekaligus tetangga yang berselisih dengannya mengenai batas wilayah di Laut Cina Selatan.

Pekan depan, Presiden China Xi Jinping dijadwalkan berkunjung ke Vietnam, kata Kementerian Luar Negeri China, Jumat (11/4). Kunjungan itu dilakukan untuk membahas kerja sama perdagangan antara kedua negara.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak