Konsekuensi yang Harus Ditanggung Setelah Indonesia Resmi Bergabung dengan NDB

R24/azhar
Indonesia bergabung dengan New Development Bank (NDB). Sumber: kompas.com
Indonesia bergabung dengan New Development Bank (NDB). Sumber: kompas.com

RIAU24.COM - Ekonom senior Arif Budimanta mengomentari bergabungnya Indonesia dengan New Development Bank (NDB).

Sebagaimana bank pembangunan lainnya, bank pembangunan yang dibentuk oleh anggota BRICS ini juga bertujuan memberikan pembiayaan atau utang, terutama untuk proyek-proyek infrastruktur, dikutip dari kompas.com, Kamis 27 Maret 2025.

"NDB dengan modal 100 miliar dollar AS diharapkan dapat mengubah lanskap kebutuhan pembiayaan pembangunan berkelanjutan dan infrastruktur khususnya di negara-negara selatan," sebutnya.

Menurutnya, mayoritas saham NDB dipegang oleh negara-negara pendiri BRICS, yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, Afrika Selatan.

Sebagai pemilik saham mayoritas, kelima negara itu diatur tidak boleh kurang dari 55 persen.

Arif menyebut, kebutuhan pembiayaan untuk pembangunan negara-negara selatan sangat besar.

Negara-negara tersebut tentu tidak hanya mengandalkan pembiayaan dari NDB tetapi juga dari bank pembangunan lain seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB), maupun Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Walau Indonesia bisa mendapatkan manfaat dengan bergabung ke NDB, namun terdapat sejumlah konsekuensi yang harus diperhatikan.

Di antaranya kewajiban untuk penyetoran modal investasi atau membership fee yang harus dikeluarkan Indonesia.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak