RIAU24.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menunda rencana kunjungannya ke Arab Saudi, setelah pemerintahnya tidak dilibatkan dalam pertemuan para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Rusia di Riyadh, Saudi pekan ini.
Pertemuan yang membahas perang Ukraina itu sama sekali tidak melibatkan para pejabat Ukraina.
Zelensky yang saat ini sedang berkunjung ke Turki, seperti dilansir Reuters, Rabu (19/2), mengumumkan sendiri penundaan kunjungannya ke Saudi. Awalnya dia dijadwalkan berkunjung ke Riyadh pada Rabu (19/2) waktu setempat.
Diumumkan Zelensky bahwa kunjungannya ke Saudi ditunda hingga 10 Maret mendatang. Dia mengaku tidak ingin ada "kebetulan-kebetulan apa pun".
Baca Juga: Uni Eropa Tingkatkan Sanksi Terhadap Rusia, Mempertahankan Tekanan Saat AS Bersiap Untuk Pembicaraan
Menurut dua sumber yang memahami situasi terkini, penundaan kunjungan itu diambil Zelensky agar tidak memberikan "legitimasi" terhadap pertemuan pejabat Washington-Moskow yang digelar di Riyadh pada Selasa (18/2) waktu setempat.
"(Ukraina) Tidak ingin memberikan legitimasi apa pun terhadap hal apa pun yang terjadi di Riyadh," ungkap salah satu sumber itu saat berbicara kepada Reuters.
Zelensky mengatakan di Ankara bahwa dirinya tidak diundang ke pertemuan di Riyadh pada Selasa (18/2) antara delegasi pejabat tinggi AS dan Rusia, yang dihadiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) kedua negara.
Washington dan Moskow mengatakan setelah pembicaraan itu bahwa mereka sepakat untuk terus melanjutkan upaya dalam mengakhiri perang di Ukraina.
"Kami tidak ingin siapa pun memutuskan apa pun di belakang kami... Tidak ada keputusan yang dapat dibuat tanpa Ukraina mengenai cara mengakhiri perang di Ukraina," tegas Zelensky dalam pernyataannya.
Presiden AS Donald Trump, sejak menjabat pada 20 Januari lalu, telah berulang kali berjanji untuk segera mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: Donald Trump Mengincar Kesepakatan Perdagangan Baru Dengan China
Dia mendorong dimulainya perundingan damai, namun komentar dari para pejabat tinggi AS memicu pertanyaan mengenai apa yang sebenarnya dia rencanakan.
Menteri Pertahanan (Menhan) AS Pete Hegseth mengatakan kepada sekutu-sekutu NATO pekan lalu bahwa tidak realistis bagi Ukraina untuk bergabung dengan aliansi militer tersebut, sebagai bagian dari penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Rusia.