Seberapa Sering Buang Air Kecil dan Besar yang Normal? Begini Penjelasannya

R24/dev
Seberapa Sering Buang Air Kecil dan Besar yang Normal? Begini Penjelasannya
Seberapa Sering Buang Air Kecil dan Besar yang Normal? Begini Penjelasannya

RIAU24.COM - Frekuensi buang air kecil dan besar yang terlalu sering atau jarang mengindikasikan ada masalah kesehatan. Ada beberapa faktor yang bisa mengakibatkan hal tersebut.

Frekuensi Buang Air Kecil yang Sehat

Kebanyakan orang buang air kecil 6-7 kali dalam sehari. Namun buang air kecil 4-10 kali sehari dianggap sehat, jika frekuensinya tidak mengganggu.

Menurut Medical News Today, frekuensi buang air kecil bisa berubah seiring waktu. Perubahan hormonal dan tekanan pada kandung kemih selama kehamilan juga bisa meningkatkan produksi urine.

Untuk menjaga kesehatan kandung kemih, sebaiknya konsumsi 1,5-2 liter air putih setiap hari. Kurangnya cairan yang masuk ke tubuh bisa membuat urin menjadi pekat dan mengiritasi kandung kemih. Sementara, terlalu banyak mengkonsumsi cairan akan meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Mengutip laman Cleveland Clinic, menurut penelitian, frekuensi buang air besar yang sehat dan normal berkisar antara tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.

Namun, pola buang air besar setiap orang bisa berbeda-beda dan biasanya kebanyakan orang memiliki pola buang air besar yang teratur. Jika frekuensi buang air besar meningkat, maka kemungkinan ada faktor yang mempengaruhinya.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Buang Air Kecil
Umumnya, beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi buang air kecil di antaranya:

Usia
Mengutip Health Direct, semakin tua usia, semakin besar kemungkinan seseorang lebih sering buang air kecil. Secara umum, seseorang bisa buang air kecil sekali semalam di usia 40-an dan 50-an, dua kali semalam di usia 60-an dan 70-an dan bahkan dua hingga tiga kali semalam di usia 80-an dan seterusnya.

Asupan cairan
Mengkonsumsi banyak cairan bisa meningkatkan produksi urin. Semenara tidak mengkonsumsi cukup cairan menyebabkan dehidrasi dan mengurangi produksi urin

Asupan alkohol dan kafein
Alkohol dan kafein memiliki efek diuretik. Sehingga keduanya meningkatkan frekuensi buang air kecil.

Kondisi medis
Diabetes dan ISK bisa menyebabkan lebih sering buang air kecil. Sementara masalah prostat membuat seseorang jarang buang air kecil

Pengobatan obat-obatan tertentu
Obat-obatan diuretik membuat orang lebih sering buang air kecil. Diuretik mengeluarkan cairan dari aliran darah ke ginjal.

Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Buang Air Besar
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi buang air besar seseorang. Berikut di antaranya:

Asupan cairan
Tidak cukup cairan bisa mengeraskan tinja dan membuatnya sulit dikeluarkan.

Usia
Seiring bertambahnya usia, orang akan mengalami kondisi kesehatan dan perubahan gaya hidup yang menyebabkan sembelit. Orang lanjut usia juga cenderung minum obat yang mengganggu kebiasaan buang air.

Aktivitas
Tetap aktif akan membantu usus besar bekerja lebih baik. Saat sembelit, olahraga bisa membantu membuat pencernaan lebih lancar

Makanan yang Dikonsumsi
Makanan yang dikonsumsi secara signifikan mempengaruhi kebiasaan buang air besar. Serat penting membuat buang air besar menjadi teratur.

Riwayat Kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan mempengaruhi kesehatan usus, sehingga menyebabkan buang air besar lebih sering atau lebih jarang dari biasanya. Contohnya yaitu penyakit celiac, intoleransi laktosa, hingga diabetes melitus.

Hormon
Beberapa hormon, seperti progesteron dan estrogen bisa mempengaruhi frekuensi buang air besar. Sebuah studi pada 78 wanita berusia 18-35 tahun menunjukkan bahwa frekuensi diare dan sembelit bervariasi secara signifikan tergantung pada siklus menstruasi seseorang.

Faktor Sosial
Beberapa orang kesulitan buang air besar di toilet umum atau tempat kerja. Hal ini membuatnya menahan BAB lebih dari biasanya. Seiring waktu hal ini bisa menyebabkan sembelit. *** 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak