RIAU24.COM - Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada hari Kamis mengatakan negaranya akan membangun kembali fasilitas nuklirnya jika diserang, menyusul laporan media AS bahwa Israel kemungkinan akan meluncurkan serangan terhadap situs nuklir utama Iran.
"Mereka mengancam kami bahwa mereka akan menyerang fasilitas nuklir Natanz kami. Datang dan serang. Otak anak-anak kita yang membangunnya," kata Pezeshkian selama kunjungan ke provinsi selatan Bushehr.
"Jika Anda menghancurkan seratus (fasilitas nuklir), anak-anak kita akan membangun seribu," katanya, tanpa secara langsung mengacu pada laporan AS.
The Washington Post melaporkan pada hari Kamis, mengutip intelijen AS, bahwa Israel kemungkinan akan mencoba serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow dan Natanz Iran dalam enam bulan pertama tahun 2025.
Laporan itu mengacu pada dua opsi serangan potensial, masing-masing melibatkan Amerika Serikat yang memberikan dukungan dalam bentuk pengisian bahan bakar udara serta intelijen, pengawasan dan pengintaian.
The Wall Street Journal sebelumnya memuat laporan serupa.
Laporan itu muncul ketika ketegangan melonjak setelah Presiden AS Donald Trump mengembalikan kebijakan tekanan maksimum atas tuduhan bahwa Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir.
Teheran secara konsisten membantah tuduhan tersebut.
Pada saat yang sama, Trump menyerukan untuk mencapai kesepakatan dengan Iran.
"Saya ingin kesepakatan dilakukan dengan Iran tentang non-nuklir. Saya lebih suka itu daripada mengebom habis-habisan itu," kata Trump kepada New York Post pada hari Jumat, menambahkan: "Jika kita membuat kesepakatan, Israel tidak akan mengebom mereka."
Iran dan Israel saling melakukan serangan langsung tahun lalu untuk pertama kalinya dengan latar belakang meningkatnya ketegangan regional yang dipicu oleh perang Gaza.
Pada 26 Oktober, Israel mengebom situs-situs militer di Iran, menewaskan empat prajurit, sebagai tanggapan atas rentetan sekitar 200 rudal dari Iran pada 1 Oktober.
Beberapa analis mengatakan Israel menimbulkan kerusakan parah pada pertahanan udara dan kapasitas rudal Iran dan masih dapat meluncurkan tindakan skala yang lebih luas terhadap republik Islam itu, sementara Iran membantah ada kerusakan besar pada fasilitasnya.
Pada 13 April, Iran mengirim drone dan rudal di Israel, sebagai pembalasan atas serangan mematikan pada 1 April di konsulat Damaskus, yang disalahkan pada Israel.
(***)