RIAU24.COM -Liga Arab telah memperingatkan terhadap upaya untuk mencabut orang-orang Palestina dari tanah mereka.
Hal ini diungkapkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyarankan untuk memindahkan penduduknya ke Mesir dan Yordania.
“Pemindahan paksa dan pengusiran orang-orang dari tanah mereka hanya dapat disebut pembersihan etnis,” kata sekretariat jenderal blok regional tersebut dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Jazeera, Senin, 27 Januari 2025.
Trump melontarkan rencana pada untuk ‘membersihkan’ Gaza. Trump mengatakan bahwa ia ingin Mesir dan Yordania mengambil alih warga Palestina dari wilayah tersebut dalam upaya untuk menciptakan perdamaian Timur Tengah.
Menggambarkan Gaza sebagai "lokasi pembongkaran" setelah perang antara Israel dan Hamas, Trump mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II tentang masalah tersebut dan berharap untuk berbicara dengan pemimpin Mesir pada Minggu.
"Saya ingin Mesir menerima orang (Palestina) Dan saya ingin Yordania menerima orang (Palestina juga)," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.
"Anda berbicara tentang sekitar satu setengah juta orang, dan kami hanya membersihkan seluruh tempat itu. Anda tahu, selama berabad-abad telah terjadi banyak, banyak konflik di tempat itu. Dan saya tidak tahu, sesuatu harus terjadi,” ujar Trump.
Sebagian besar dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi, seringkali berkali-kali, akibat perang yang dimulai dengan serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023.
Trump mengatakan pemindahan penduduk Gaza bisa "sementara atau bisa juga jangka panjang."
"Saat ini, ini benar-benar lokasi pembongkaran, hampir semuanya dihancurkan dan orang-orang sekarat di sana," tambah Trump.
"Jadi, saya lebih suka terlibat dengan beberapa negara Arab dan membangun perumahan di lokasi berbeda tempat mereka mungkin bisa hidup damai untuk perubahan,” lanjut Trump.
Serangan balasan Israel telah membuat sebagian besar wilayah Palestina hancur, dengan infrastruktur hancur.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan rekonstruksi akan memakan waktu bertahun-tahun.
Serangan itu juga menewaskan lebih dari 47 ribu warga Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan.
(***)