RIAU24.COM - Laporan terbaru oleh Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) menunjukkan dampak besar pada demografi Israel dan Gaza karena perang yang sedang berlangsung.
Laporan itu mengatakan bahwa pada tahun 2024, Gaza menyaksikan penurunan populasi sebesar 6 persen, yaitu sekitar 160.000 orang, karena pendudukan yang sedang berlangsung di jalur itu oleh militer Israel.
Laporan yang diterbitkan pada Kamis (2 Januari) mengungkapkan bahwa sekitar 100.000 warga Palestina terpaksa mengevakuasi Jalur Gaza setelah serangan 7 Oktober.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengklaim bahwa setidaknya 45.552 kematian terjadi di daerah tersebut karena operasi militer Israel.
Penilaian lebih lanjut menyoroti bahwa setidaknya 60.000 wanita hamil di Gaza menghadapi risiko kesehatan yang serius karena perawatan medis yang tidak memadai.
Sekitar 96 persen penduduk telah menghadapi masalah ketahanan pangan.
Laporan PCBS mengklaim bahwa populasi Gaza saat ini adalah 2,1 juta. Anak-anak di bawah 18 tahun terdiri dari 47 persen dari total populasi.
Biro Pusat Statistik Israel (CBS) mengatakan bahwa pertumbuhan populasi yang berkelanjutan tetapi lebih lambat telah tercatat di negara Yahudi itu.
Pada Selasa (31 Desember), kantor sensus mengatakan bahwa pertumbuhan populasi Israle telah menurun dari 1,6 persen pada tahun 2023 menjadi 1,1 persen pada tahun 2024.
Laporan itu mengklaim penurunan populasi disebabkan oleh peningkatan emigrasi karena 82.700 penduduk Israel meninggalkan Israel pada tahun 2024.
Jumlahnya adalah 55.000 pada tahun 2023.
Pada 31 Desember 2024, populasi Israel tercatat 10,027 juta. Ini adalah pertama kalinya populasi Israel melampaui 10 juta, meskipun jumlah ini termasuk warga negara asing yang tinggal di Israel juga.
Saat ini, Israel menghadapi banyak konflik seperti bentrokan dengan Hizbullah Labanon, Iran, Houthi Yaman, dan kelompok-kelompok lain yang mengklaim mendukung Palestina di Gaza, dengan target terbesarnya adalah Hamas.
(***)