PM Israel Netanyahu Membatalkan Sidang Pengadilan Saat Dia Bersiap Untuk Operasi Prostat

R24/tya
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sesi khusus Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem /Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri sesi khusus Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem /Reuters

RIAU24.COM Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah meminta agar sidang pengadilannya, di mana dia akan bersaksi minggu ini, dibatalkan karena prosedur medis yang dijadwalkan untuk dilaluinya.

Netanyahu akan menjalani operasi prostat dengan anestesi umum pada hari Minggu (29 Desember) dan akan tetap di rumah sakit selamabeberapa hari.

Permintaan itu diajukan ke Pengadilan Distrik Yerusalem oleh pengacaranya, Amit Hadad, yang mengatakan, "Pada tahap ini, pengadilan diminta untuk membatalkan sidang yang dijadwalkan untuk minggu ini."

Dia juga menambahkan bahwa dia akan memperbarui pengadilan ke depannya.

"Sidang diperkirakan akan dilanjutkan minggu depan, pada Senin, 6 Januari," kata pengadilan, dan berharap pemulihan yang cepat untuk Netanyahu.

Netanyahu terakhir bersaksi di pengadilan pada 10 Desember dan telah muncul enam kali sejauh ini untuk menjawab tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Apa tuduhan terhadap Netanyahu?

Netanyahu pertama kali didakwa pada 2019 atas tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Netanyahu, yang telah mengaku tidak bersalah, membantah semua tuduhan. Persidangan terhadapnya dimulai pada tahun 2020.

Dalam satu kasus, jaksa penuntut mengklaim Netanyahu memberikan manfaat peraturan senilai sekitar 1,8 miliar shekel (sekitar $ 500 juta) kepada Bezeq Telecom.

Sebagai gantinya, mereka mengklaim, dia mencari liputan yang menguntungkan untuk dirinya dan istrinya, Sara, di situs berita yang dikendalikan oleh Shaul Elovitch, mantan ketua perusahaan.

Kasus ini melibatkan tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Kasus lain menuduh Netanyahu dan istrinya menerima hadiah senilai hampir 700.000 shekel (sekitar $ 210.000) dari Arnon Milchan, seorang produser Hollywood dan warga negara Israel, dan James Packer, seorang miliarder Australia.

Hadiah yang diduga termasuk barang-barang mewah seperti sampanye dan cerutu, dan jaksa penuntut mengklaim Netanyahu memberikan bantuan kepada Milchan dalam masalah bisnis.

Kasus ketiga melibatkan klaim bahwa Netanyahu bernegosiasi dengan Arnon Mozes, pemilik surat kabar Yedioth Ahronoth, untuk liputan media yang menguntungkan.

Sebagai imbalannya, Netanyahu diduga berjanji untuk mendukung undang-undang yang akan mengekang pertumbuhan surat kabar saingan.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak