RIAU24.COM - Qatar telah membuka kembali kedutaan besarnya di Damaskus, 13 tahun setelah menutupnya pada tahap awal perang saudara Suriah.
Langkah ini dilakukan saat pemerintah asing berupaya membangun hubungan dengan pemimpin baru Suriah.
Menurut laporan media, bendera Qatar dikibarkan di atas kedutaan besarnya, menjadikannya negara kedua, setelah Turki, yang secara resmi membuka kembali kedutaannya menyusul penggulingan Presiden Bashar al-Assad oleh pemberontak yang dipimpin Islamis awal bulan ini.
Kedutaan Besar Qatar di Damaskus telah ditutup sejak Juli 2011, ketika Doha menarik duta besarnya sebagai tanggapan atas tindakan keras terhadap pengunjuk rasa oleh rezim Assad.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan pembukaan kembali kedutaan menunjukkan dukungannya terhadap rakyat Suriah dan perjuangan mereka untuk mendapatkan hak-hak yang sah untuk kehidupan yang bermartabat.
Tidak seperti beberapa negara Arab, Qatar sebelumnya menahan diri untuk tidak memulihkan hubungan dengan pemerintahan Assad atau membangun kembali hubungan diplomatik dengan Damaskus.
Minggu lalu, delegasi diplomatik Qatar mengunjungi Damaskus untuk bertemu dengan pemerintah transisi.
"Komitmen penuh Doha untuk mendukung rakyat Suriah ditegaskan kembali selama kunjungan tersebut,” kata seorang diplomat Qatar kepada AFP.
Uni Eropa 'siap' untuk membuka kembali misi diplomatik di Damaskus
Uni Eropa juga telah mengumumkan kesiapannya untuk membuka kembali misi diplomatiknya di Damaskus.
Sementara itu, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat telah mengirim delegasi ke ibu kota Suriah tersebut sejak Assad digulingkan.
Pada hari Selasa, Prancis mengibarkan benderanya di kedutaan besarnya di Damaskus.
Namun, utusan khusus negara itu untuk Suriah menyatakan bahwa misi tersebut akan tetap ditutup hingga kriteria keamanan terpenuhi.
Dalam perkembangan terkait, Amerika Serikat pada hari Jumat menarik hadiah $10 juta yang telah diberikan kepada pemimpin baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyusul pesan positif dari pertemuan pertama yang mencakup janji untuk memerangi terorisme.
Bashar al-Assad, yang telah memerintah Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada tanggal 8 Desember setelah pasukan oposisi merebut Damaskus, menandai berakhirnya rezimnya.
(***)