Topan Chido Menghancurkan Mayotte Prancis: Jumlah Korban Tewas Bisa Mencapai Ribuan

R24/tya
Topan Chido hantam Mayotte, Prancis /AFP
Topan Chido hantam Mayotte, Prancis /AFP

RIAU24.COM Topan Chido, badai paling dahsyat dalam hampir satu abad, telah mendatangkan malapetaka di Mayotte, wilayah Samudra Hindia Prancis.

Jumlah korban tewas dikhawatirkan mencapai ratusan dan mungkin meningkat menjadi ribuan, menurut pejabat tinggi pemerintah pulau itu.

Topan itu, dengan kecepatan angin mencapai 226 km/jam, menyebabkan kehancuran luas pada hari Sabtu (14 Desember), mencabut pohon, menghancurkan rumah dan melumpuhkan infrastruktur penting.

Rumah sakit dan sekolah rusak

Walikota Mamoudzou, Ambdilwahedou Soumaila, menggambarkan situasi itu sebagai menghancurkan, dengan sembilan orang terluka kritis dan 246 menderita luka serius.

Rumah sakit, sekolah, dan pemukiman informal telah rusak parah, membuat banyak penduduk tidak memiliki tempat berlindung atau akses ke layanan dasar.

Kota-kota kumuh yang menampung sebagian besar penduduk Mayotte diratakan.

Banyak penduduk yang tidak berdokumen takut mencari bantuan karena kekhawatiran atas deportasi.

Tanggap darurat sedang berlangsung di tengah tantangan

Prancis meningkatkan operasi penyelamatan dengan mengerahkan tentara, petugas pemadam kebakaran, dan tenaga medis tambahan ke Mayotte.

Persediaan, termasuk peralatan medis dan darah untuk transfusi, dikirim dari Pulau Reunion di dekatnya. Namun, upaya penyelamatan terhambat oleh bandara yang rusak dan pemadaman listrik.

Bantuan global dan keprihatinan untuk negara-negara tetangga

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan kesiapan untuk membantu, sementara organisasi Palang Merah regional, PIROI, telah memobilisasi sumber daya.

Topan Chido juga telah mempengaruhi Mozambik, menyebabkan tiga kematian dan mendorong UNICEF untuk memberikan bantuan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa 1,7 juta orang di Malawi, Zimbabwe dan Zambia dapat menghadapi banjir akibat akibat badai.

Upaya bantuan

Pasokan dan personel darurat terus berdatangan melalui udara dan laut, saat pihak berwenang bekerja untuk memulihkan layanan penting dan memberikan bantuan kepada penduduk pulau yang rentan.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak