RIAU24.COM - Diabetes menjadi salah satu penyakit kronis yang menjadi perhatian dunia, termasuk di Indonesia. Namun, prevalensi penyakit diabetes di Jepang diketahui relatif rendah dibandingkan negara-negara lain. Hal ini dipengaruhi gaya hidup sehat yang dijalani masyarakatnya. Kemungkinan ini dipengaruhi kombinasi berbagai faktor, mulai dari aktivitas fisik hingga pola makan yang sehat.
Apa saja kebiasaan orang Jepang yang dapat mencegah penyakit diabetes?
Minum Teh Hijau
Di Jepang, orang-orang selalu menyandingkan makanan dengan teh hijau. Sebuah studi dalam Diabetes & Metabolism Journal menunjukkan bahwa pola makan seperti ini dapat mengurangi diabetes. Senyawa seperti polifenol dan polisakarida yang ada dalam teh hijau membantu menyeimbangkan gula darah. Maka dari itu, disarankan untuk minum dua hingga tiga cangkir teh hijau setiap makan.
Cara Unik Mengolah Nasi
Dikutip dari laman Woman's World, wanita di Jepang sering mencampurkan sedikit cuka beras ringan saat akan memasak nasi tinggi karbohidrat. Berdasarkan penelitian Arizona State University, memadukan jenis cuka apapun dengan karbohidrat dapat meningkatkan respons insulin.
Itu karena asam asetat dalam cuka dapat menghambat enzim yang memecah karbohidrat menjadi gula terlalu cepat, sehingga menghalangi enzim tersebut membanjiri sistem tubuh.
Berjalan-jalan Setelah Makan
Berjalan kaki menjadi salah satu aktivitas yang dapat bermanfaat untuk tubuh. Biasanya, orang Jepang akan berjalan-jalan sedikit setelah makan.
Kebiasaan ini ternyata memiliki manfaat yang besar. Penelitian terbaru yang dipublikasikan di Sports Medicine menemukan bahwa menghabiskan waktu dua menit berjalan dari satu ruangan ke ruangan lain dapat menghambat lonjakan gula darah setelah makan.
Gerakan setelah makan memberi sinyal pada tubuh untuk menarik glukosa yang beredar dalam darah langsung ke sel otot.
Diet Hara Hachi Bu
Hara hachi bu merupakan diet yang terkenal di Jepang. Hara hachi bu merupakan seni bersantap hanya 80 persen kenyang, yang dapat menjauhkan seseorang dari kelebihan makan.
Ahli diet Kouka Webb, RD, menjelaskan cara ini membantu tubuh mencerna makanan dengan lebih baik. Jika terlalu kenyang, hal itu akan memperlambat pencernaan, penyerapan, dan metabolisme tubuh yang dapat membebani organ-organ seperti lambung, usus, hingga ginjal.
"Dengan makan hingga 80 persen kenyang, orang mungkin mengalami lebih sedikit ketidaknyamanan dan mengurangi ketegangan pada sistem pencernaan," kata Webb yang dikutip dari Women's Health Magazine.
"Hara hachi bu juga dapat membantu mengatur kadar gula darah," sambungnya.
Webb menjelaskan makanan berkalori lebih dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas, yang keduanya merupakan faktor risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
"Karena hara hachi bu mendorong ukuran porsi yang lebih kecil (dan lebih sedikit kalori), hal itu dapat membantu mencegah lonjakan glukosa darah yang cepat yang terjadi saat mengonsumsi makanan dalam jumlah besar," jelasnya.
Memperhatikan Makanan yang Dikonsumsi
Dikutip dari MedicineNet, kebanyakan orang Jepang sangat memperhatikan apa yang dikonsumsi dan mengurangi jumlah nasi putih, serta makanan olahan lainnya. Selain itu, mereka menjalankan diet rendah lemak dengan memadukan nasi bersama lauk pauk seperti kacang-kacangan, salad, atau ikan.
Mereka juga kerap menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat. Selain itu, mereka kerap menemui dokter untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, mengikuti kelas untuk membangun kebiasaan baik, serta berhenti merokok. ***