Tak Ada Tempat Pergi, Israel 'Lockdown' Penyebrangan Lebanon-Suriah

R24/zura
Tak Ada Tempat Pergi, Israel 'Lockdown' Penyebrangan Lebanon-Suriah. (Screenshot)
Tak Ada Tempat Pergi, Israel 'Lockdown' Penyebrangan Lebanon-Suriah. (Screenshot)

RIAU24.COM -Serangan Israel menutup penyeberangan perbatasan utama Lebanon dengan Suriah pada Jumat (4/10/2024) dini hari waktu setempat. 

Insiden terjadi beberapa jam setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut.

Menteri Transportasi Lebanon Ali Hamieh mengatakan kepada Reuters bahwa serangan hari Jumat di perbatasan Suriah menghantam wilayah Lebanon di dekat penyeberangan. Ini menciptakan kawah selebar empat meter (12 kaki).

Baca Juga: Amerika Serikat Bombardir Yaman, Serang Bandara Hingga Pelabuhan

Sementara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh Hizbullah menggunakan penyeberangan dengan Suriah untuk mengangkut peralatan militer ke Lebanon.

"IDF tidak akan mengizinkan penyelundupan senjata-senjata ini dan tidak akan ragu untuk bertindak jika dipaksa melakukannya, seperti yang telah dilakukannya selama perang ini," klaim juru bicara IDF Avichay Adraee di X pada Kamis (3/10/2024).

Menurut statistik pemerintah Lebanon, lebih dari 300.000 orang telah menyeberang dari Lebanon ke Suriah selama 10 hari terakhir untuk menghindari meningkatnya pemboman Israel. Sebagian besar dari mereka adalah warga Suriah.

Pinggiran selatan Dahiye, benteng Hezbollah yang didukung Iran, juga kembali diserang menjelang tengah malam pada Kamis. 

Ini terjadi setelah Israel memerintahkan orang-orang untuk meninggalkan rumah mereka di beberapa daerah.

Serangan udara tersebut menargetkan pejabat Hezbollah Hashem Safieddine, yang dikabarkan sebagai penerus Hassan Nasrallah, di sebuah bunker bawah tanah. 

Hal ini dilaporkan reporter Axios Barak Ravid di X, mengutip tiga pejabat Israel, dan menyebut nasib Safieddine tidak.

Baik militer Israel menolak berkomentar dan Hizbullah tidak berkomentar tentang nasib Safieddine saat ini.

Ledakan besar mengguncang langit di sekitar bandara utama Beirut pada dini hari Jumat, dan warga sipil Lebanon mengatakan mereka hidup dalam ketakutan terus-menerus.

Militer Israel pada hari Jumat memberi tahu penduduk lebih dari 20 kota selatan di Lebanon untuk segera mengungsi. 

Hampir 90 desa di selatan telah diperintahkan untuk mengungsi sejauh ini, serta beberapa bagian pinggiran selatan Beirut.

Hizbullah Lebanon mengumumkan beberapa serangan pada hari Jumat di sejumlah posisi di Israel, termasuk salvo rudal di pangkalan Ilania milik Israel.

Di sisi lain, negara-negara di seluruh dunia telah menyiapkan rencana darurat untuk mengevakuasi warga negara dari Lebanon setelah eskalasi dramatis dalam konflik antara Israel dan gerakan bersenjata Lebanon, Hizbullah.

Meskipun belum ada negara yang meluncurkan evakuasi militer skala besar, beberapa negara menyewa pesawat. Orang-orang juga mengungsi sendiri.

Israel, yang telah memerangi Hamas di wilayah Palestina di Gaza selama hampir setahun, mengirim pasukan ke Lebanon selatan pada Selasa setelah dua minggu serangan udara yang intens.

Baca Juga: Pakar Ungkap Fakta Yordania Cegat Rudal Iran ke Israel: Ada Tekanan AS

Israel mengatakan operasinya di Lebanon bertujuan untuk memungkinkan puluhan ribu warganya kembali ke rumah setelah pemboman Hizbullah selama perang Gaza memaksa mereka mengungsi dari wilayah utara.

Menurut otoritas Lebanon, lebih dari 1,2 juta warga Lebanon telah mengungsi akibat serangan Israel, dan hampir 2.000 orang telah tewas sejak dimulainya serangan Israel di Lebanon selama setahun terakhir, sebagian besar dari mereka tewas dalam dua minggu terakhir.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak