RIAU24.COM - Dalam sebuah laporan baru, sekelompok ahli kedirgantaraan menyatakan bahwa NASA akan berada di titik kritis. Salah langkah, maka badan ini bisa tamat.
Diberitakan oleh Washington Post, laporan baru berjudul 'NASA at a Crossroads' diterbitkan atas permintaan Kongres oleh Akademi Nasional Sains, Teknik, dan Kedokteran, menyoroti dengan jelas betapa parahnya kondisi yang dihadapi NASA.
Selama beberapa waktu terakhir, NASA kehilangan banyak talenta terbaiknya. Para insinyur handalnya pensiun atau berpindah ke pekerjaan di sektor swasta yang menawarkan gaji lebih tinggi.
Hal ini terjadi di tengah pemotongan anggaran yang terus-menerus. NASA masih mengerjakan misi yang rumit dan menarik perhatian, seperti peluncuran Teleskop Luar Angkasa James Webb.
Namun misi lain, seperti Mars Sample Return mengalami penundaan dan memberi peluang bagi saingan seperti China untuk maju. Hal ini membuat AS tertinggal dalam kompetisi luar angkasa.
Laporan sekitar 200 halaman ini berisi rekomendasi dari komite yang terdiri dari puluhan ahli, baik dari entitas publik maupun swasta, termasuk SpaceX, Planetary Society, dan beberapa universitas.
Menurut Washington Post, konsensus yang dicapai oleh para pakar ini adalah bahwa NASA terlalu fokus pada tujuan jangka pendek dan kurang dalam merencanakan strategi jangka panjang.
"Seseorang cenderung mengabaikan hal-hal yang mungkin kurang glamor tetapi akan menentukan kesuksesan di masa depan," kata Norman Augustine, mantan CEO Lockheed Martin yang juga ketua tim penyusun laporan tersebut.
Baca Juga: Qatar Buka Kembali Kedutaannya Di Damaskus Setelah 13 Tahun
Untuk mengatasi kekurangan talenta dan anggaran, NASA dalam satu dekade terakhir semakin bergantung pada sektor swasta.
Hasilnya beragam, seperti yang terlihat saat NASA memberikan kontrak kepada Boeing untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional menggunakan pesawat Starliner. Namun, karena Starliner belum siap, NASA terpaksa meminta SpaceX untuk membawa mereka kembali dengan kapsul Crew Dragon.
"NASA akan kesulitan merekrut insinyur yang inovatif dan kreatif. Insinyur yang inovatif dan kreatif tidak ingin hanya mengawasi pekerjaan orang lain," ujar Norman.