Tetapi untuk menjawabn pertanyaan tersebut, jawabannya adalah sosok yang bernama Al Battani. Seorang ahli astronomi dan matematikawan muslim, yang dikutip dari akun instagram @kamarjeri_official pada Kamis (26/8/2022).
Baca Juga: Survei Ini Ungkap 10 Profesi yang Ternyata Paling Rawan Selingkuh, Apa Saja?
Pengaruhnya sangat signifikan, khususnya pada abda pertengahan. Ia memiliki karya yang sangat populer, yaitu Kitab al Jiz, yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin dimana banyak dikutip oleh astronom, termasuk Copernicus.
Battani memiliki penemuan terbesar yang diakui oleh kalangan ilmuwan Eropa dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Dia menemukan bahwa dalam setahun ada 365,24 hari. Atas pencapaiannya itu, ia bahkan disebut-sebut sebagai astronom terbesar Islam pada abad pertengahan.
Al Battani lahir sekitar tahun 858 di Harran dekat Urfa, Turki, yakni wilayah Albategnius dengan nama Abu Abdullah Muhammad bin Jabir Bin Sainan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani.
Sejak kecil, Battani tertarik pada keilmuan yang digeluti ayahnya, yaitu ilmui pengetahuan mengenai benda-benda langit. Ketertarikannya tersebut membuatnya bertekad mempelajari astronomi.
Di saat mempelajari ilmu astronomi, ia menemukan suatu penemuan besar, yaitu aphelium, titik terjauh bumi saat mengelilingi matahari tiap tahunnya.
Baca Juga: Suami Istri Harus Tahu! Ini 4 Tips Bercinta di Pagi Hari Anti-Gagal
Al Battani menemukan bahwa posisi diameter Ptolomeus dalam karyanya. Temuannya itu juga berbeda dengan teori sebelumnya.
Battani semkain leluasa mempelajari naskah kuno Plotomeus pada era kerajaan Dinasti Abbasiyah di bawah pimpinan Harun al Rasyid.
(***)