RIAU24.COM - Amerika Serikat berharap gencatan senjata yang diperbarui akan tercapai pada awal pekan depan untuk mengakhiri bentrokan antara pasukan Thailand dan Kamboja, pernyataan Menteri Luar Negeri Marco Rubio pada hari Jumat.
"Kami bekerja keras untuk mendorong semua orang agar kembali mematuhi aturan. Dan kami cukup optimis bahwa kami dapat mencapainya pada hari Senin atau Selasa minggu depan," kata Rubio kepada wartawan.
Para menteri luar negeri blok Asia Tenggara ASEAN dijadwalkan bertemu pada hari Senin di Kuala Lumpur, di mana mereka akan membahas krisis tersebut.
Rubio berbicara melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow pada hari Kamis dan mengatakan bahwa pemerintah akan mengadakan pembicaraan lebih lanjut selama akhir pekan.
Presiden Donald Trump sebelumnya pada tahun ini mengklaim kemenangan setelah ia mendesak gencatan senjata lebih awal, memasukkan Thailand dan Kamboja ke dalam daftar perang yang menurutnya telah ia selesaikan.
"Kedua belah pihak telah membuat komitmen tertulis yang telah mereka tandatangani," kata Rubio.
"Komitmen-komitmen tersebut saat ini tidak dipenuhi karena kedua belah pihak saling mengklaim adanya keluhan, sehingga tugas kita sekarang adalah membawa mereka kembali ke meja perundingan," tambahnya.
Dia membela rekam jejak pemerintahan tersebut, dengan mengatakan bahwa diplomasi mereka sebenarnya telah menghentikan pertempuran meskipun sejak itu pertempuran telah dilanjutkan kembali.
Konflik tersebut berakar dari sengketa teritorial terkait penetapan batas wilayah sepanjang 800 kilometer (500 mil) pada era kolonial dan sejumlah reruntuhan kuil kuno yang terletak di perbatasan.
“Pertempuran yang kembali berkobar bulan ini telah menewaskan sedikitnya 21 orang di Thailand dan 18 orang di Kamboja, serta menyebabkan lebih dari 800.000 orang mengungsi,” kata para pejabat.
(***)
