Waduh! Nomor Telepon PM Australia dan Donald Trump Jr Bocor di Situs Berbasis AI

R24/riz
Ilustrasi
Ilustrasi

RIAU24.COM - Nomor telepon pribadi milik sejumlah tokoh terkenal, termasuk Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan Donald Trump Jr, dilaporkan bocor.

Nomor telepon it dipublikasikan di sebuah situs asal Amerika Serikat yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengumpulkan data dari internet.

Informasi tersebut pertama kali diungkap media independen Australia, Ette Media, dan kemudian dikonfirmasi oleh kantor PM Australia.

Mereka menyatakan telah mengetahui insiden tersebut dan menyerahkannya kepada pihak berwenang untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca Juga: Instagram akan Membatasi Konten untuk Remaja? Berikut yang Diketahui Tentang Langkah Baru Meta

Situs yang bersangkutan, masih menampilkan nomor kontak pribadi Albanese dan Trump Jr. BBC sendiri telah memverifikasi nomor telepon yang tercantum merupakan nomor aktif milik Perdana Menteri Australia, sementara nomor milik Trump Jr belum dapat dipastikan apakah masih digunakan.

Selain Albanese, nomor pribadi milik Sussan Ley, pemimpin oposisi Australia, juga ikut tersebar di situs tersebut.

Seorang juru bicaranya menyebut kebocoran ini sebagai hal yang “sangat mengkhawatirkan” dan telah meminta agar data tersebut segera dihapus.

Situs berbasis AI itu mengklaim memiliki data kontak ratusan juta profesional dan banyak digunakan perekrut tenaga kerja maupun tenaga pemasaran.

Pengguna dapat mengakses sebagian data secara gratis, namun untuk pencarian lebih luas diperlukan langganan berbayar.

Belum diketahui secara pasti bagaimana situs tersebut memperoleh data pribadi para tokoh publik itu.

Baca Juga: Cara Kerja Gemini AI yang Bisa Jadi Asisten Gaming Baru di Google Play

Dalam laman resminya, pihak pengelola situs menyebut bahwa mereka mengumpulkan informasi publik dari berbagai sumber, termasuk dokumen resmi seperti US Securities and Exchange Commission, serta memanfaatkan teknologi AI untuk menggabungkan data dari media sosial, portal pekerjaan, dan situs web lainnya.

Kebocoran ini kembali menyoroti lemahnya perlindungan data pribadi di era digital, terutama di Australia yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami sejumlah pelanggaran data berskala besar. 

Kasus ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk mengakses, mengolah, dan menyebarkan informasi pribadi tanpa izin.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak