RIAU24.COM - Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah menandatangani perintah eksekutif yang menawarkan pembebasan tarif kepada mitra dagang yang mencapai kesepakatan perdagangan untuk ekspor seperti nikel, emas, dan logam lainnya.
Penawaran ini mencakup 45 kategori, termasuk mitra yang selaras yang menyelesaikan perjanjian kerangka kerja dengan AS untuk memangkas tarif dan bea timbal balik yang diberlakukan Trump sejak ia menjabat untuk kedua kalinya berturut-turut.
Semua yang perlu Anda ketahui tentang pembebasan tarif Donald Trump
Pembebasan tarif bagi negara-negara yang memiliki perjanjian dagang dengan AS akan dimulai pukul 12.01 EDT/04.01 GMT pada hari Senin, menurut perintah tersebut.
Dalam perintah tarif tersebut, Donald Trump menyatakan bahwa ia bersedia mengurangi tarif berdasarkan cakupan dan nilai ekonomi dari komitmen mitra dagang kepada Amerika Serikat dalam perjanjian perdagangan timbal baliknya.
Pemotongan tarif ditawarkan untuk barang-barang yang tidak dapat ditanam, ditambang, atau diproduksi di Amerika Serikat.
Barang-barang yang jumlahnya tidak melimpah di AS juga tercakup dalam perintah tersebut.
Barang-barang seperti produk pertanian, pesawat terbang dan suku cadangnya, serta barang-barang yang tidak dipatenkan untuk penggunaan farmasi juga tercakup dalam perintah tersebut, menurut Reuters.
Negara-negara yang telah menandatangani perjanjian perdagangan timbal balik dengan Amerika Serikat akan mendapat keuntungan berdasarkan perintah tersebut, karena Perwakilan Dagang AS, Departemen Perdagangan, dan bea cukai sekarang dapat menghapuskan tarif pada impor yang dilindungi tanpa perintah eksekutif baru.
Grafit dan nikel, bahan utama dalam pembuatan baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik, tercakup dalam pesanan tersebut.
Donald Trump telah mengenakan tarif pada negara-negara yang secara strategis tidak selaras dengan AS. Ia juga menggunakan tarif untuk menjembatani defisit perdagangan dengan negara lain.
Pemerintahan Donald Trump baru-baru ini mengenakan tarif 50 persen pada India karena terus membeli minyak dan senjata Rusia.
(***)