RIAU24.COM -Founder Malaka Project, Ferry Irwandi mengungkapkan analisinya terkai aksi massa yang belakangan ini berakhir ricuh.
ferry berpendapat, terdapat dua faktor utama yang memicu kondisi tersebut terjadi, pertama tindakan aparat di lapangan; kedua perilaku massa.
"Kalau kita bicara penyebab, ada dua hal. Pertama tindakan aparat, kedua perilaku massa. Ini yang harus kita baca secara hati-hati,” kata Ferry dalam acara Rakyat Bersuara bertajuk 'Aksi Massa, Siapa Berada di Baliknya?' di iNews, Selasa (2/9/2025).
Ferry menegaskan, rentetan aksi yang terjadi sejak 25 Agustus telah menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit.
“Sejak tanggal 25 sampai sekarang, ada sembilan orang meninggal. Itu bukan sekadar angka, itu nyawa manusia. Ada luka yang tidak akan pernah hilang bagi keluarga mereka,” katanya.
Ferry juga menyinggung peristiwa di Bandung, ketika gas air mata ditembakkan hingga masuk ke dalam kampus. Menurutnya, tindakan itu jelas keliru.
“Apa pun alasannya, penembakan gas air mata ke dalam kampus tidak bisa dibenarkan. Kampus adalah ruang akademik, bukan arena perang,” tuturnya.
Di sisi lain, Ferry mengakui adanya perilaku brutal dari sebagian massa yang turut memperkeruh keadaan. Namun, dia membedakan antara kelompok tersebut dengan mahasiswa yang turun ke jalan membawa aspirasi jelas.
“Kita tidak bisa menyamakan semuanya. Ada mahasiswa yang menyampaikan tuntutan, dan ada juga massa yang berbuat anarkis. Itu dua hal berbeda,” ucapnya.
Ferry mengingatkan bahwa membaca situasi dengan tepat sangat penting agar langkah pemerintah tidak salah arah.
“Kalau masalah dasarnya salah dibaca, maka penyelesaiannya juga akan melenceng. Ini yang harus hati-hati, karena menyangkut kepercayaan publik dan nyawa orang," kata dia.
(***)