Guru Gembul Ikut Bersuara: Aksi Demo Ditunggangi! Antara Konspirasi Asing atau genda Politik?

R24/zura
Guru Gembul Ikut Bersuara: Aksi Demo Ditunggangi! Antara Konspirasi Asing atau genda Politik?
Guru Gembul Ikut Bersuara: Aksi Demo Ditunggangi! Antara Konspirasi Asing atau genda Politik?

RIAU24.COM - Statement yang dikeluarklan oleh seorang conten creator edukasi, Guru Gembul terkait demo besar-besaran pada tanggal 25 Agustus 2025 memunculkan serangkaian pertanyaan krusial mengenail legitimasi dan tujuan sebenarnya massa aski. 

Guru Gembul mencium adanya "penunggang" di balik demonstrasi yang berujung ricuh di berbagai kota besar di Indonesia. 

Ia membeberkan kegelisan bahwa aksi demo sehrausnya menjadi wadah penyaluran aspirasi rakyat, namun ini justru ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu. 

"Kami sadar bahwa bahkan ketika kami menyuarakan aspirasi pun kami ditunggangi," ujarnya dikutip dari Youtube Guru Gembul.

Ini menunjukkan adanya manipulasi atau pembelokan tujuan asli demonstrasi untuk kepentingan tersembunyi. Demonstrasi yang bermula dari kekecewaan dan kemarahan rakyat terhadap kondisi yang "menyakiti" dan "menghujani kabar buruk," ironisnya justru dimanfaatkan oleh entitas tak dikenal.

Siapa Dalangnya? 

Salah satu poin paling mencolok adalah ketidakmampuan Guru Gembul untuk mengidentifikasi dalang di balik penunggangan ini, meskipun ia memiliki koneksi dengan berbagai pihak strategis seperti perwira kepolisian, ketentaraan, pejabat, dan tokoh masyarakat.

Jawaban yang kontradiktif, saling bertentangan, atau bahkan tidak ada sama sekali dari sumber-sumbernya, mengindikasikan adanya kekuatan yang sangat terorganisir dan tertutup.

"Banyak di antara mereka yang menjawab saling kontradiksi, saling bertentangan, atau bahkan tidak menjawab sama sekali. yang membuat saya khawatir ini sebenarnya demo yang kemarin itu siapa yang menyelenggarakannya gitu." 

Guru Gembul secara spesifik menyoroti absennya elemen-elemen masyarakat yang biasanya menjadi "pemicu atau menjadi komandan bagi demonstrasi damai." Ketidakhadiran mereka digantikan oleh "pihak-pihak yang lain dan akhirnya rusuh." Ini adalah indikasi kuat bahwa narasi demonstrasi telah dibajak.

Kerusuhan yang terjadi di Bandung, Jakarta, dan seluruh wilayah Indonesia, termasuk adanya korban jiwa, menjadi bukti nyata dari pergeseran karakter demo dari damai menjadi anarkis, sebuah pola yang jarang terjadi tanpa adanya provokasi atau orkestrasi.

Pernyataan "gerakan yang tidak diketahui siapa komandannya tapi terjadi secara masif di mana-mana dan mengatasnamakan rakyat" adalah alarm merah. Dalam logika gerakan massa, biasanya ada koordinator atau komando yang jelas, terutama untuk skala nasional.

Ketiadaan komando yang teridentifikasi namun dengan dampak yang masif, menunjukkan adanya "oknum kuat yang sedang mengendalikannya." Ini bisa berupa jaringan tersembunyi, kelompok kepentingan politik, atau bahkan entitas asing.

Pada akhirnya, Guru Gembul menyuarakan kepedihan mendalam atas nasib rakyat yang lagi-lagi menjadi korban. Setelah suaranya dimanfaatkan, diinjak-injak, kini bahkan aksi protesnya pun ditunggangi oleh pihak tak dikenal. Ini adalah cerminan dari frustrasi kolektif terhadap elit politik dan kekuatan tersembunyi yang terus-menerus memanipulasi penderitaan rakyat.

"Udah mah kita tuh diinjek-injek. Terus pas kita demo pun ditunggangi lagi, ditunggangi sama pihak yang kita enggak tahu siapa gitu. Makanya kesal banget ini," ujar dia.

Kekhawatiran terbesar Guru Gembul adalah potensi kerusuhan besar ini akan mengarah pada "reformasi jilid dua," namun bukan untuk kepentingan rakyat. Sebaliknya, ia khawatir ini akan dimanfaatkan lagi-lagi demi "kelompok tertentu."
 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak