RIAU24.COM -Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam tata kelola pemerintahan berpotensi mengurangi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 hingga Rp400 triliun.
Defisit APBN tahun depan diproyeksikan mencapai Rp638,8 triliun. Menurut Luhut, pemanfaatan teknologi digital yang terintegrasi mampu menciptakan efisiensi belanja negara dalam skala besar.
“Kami melihat potensi penghematan yang luar biasa. Keinginan Presiden (Prabowo Subianto) adalah agar defisit anggaran bisa ditekan. Mungkin tidak sampai nol, tetapi secara bertahap sampai 2026 dapat dicapai angka yang lebih rendah,” kata Luhut dalam konferensi pers di Kantor DEN, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Ia menambahkan, tim kecil yang dibentuk pemerintah telah melakukan simulasi. Hasil perhitungan awal menunjukkan efisiensi bisa mencapai Rp350 triliun hingga Rp400 triliun. “Itu pun belum memasukkan potensi penghematan di sektor lain,” ujarnya.
Mandat kepada Luhut untuk memimpin digitalisasi pemerintahan tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2025 tentang Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah. Komite tersebut dipimpin Luhut dengan dua wakil, yaitu Menteri PAN-RB Rini Widyantini dan Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid.
Salah satu prioritas komite adalah pembentukan Government Technology (GovTech) berbasis AI. Menurut Luhut, tim yang mengembangkan platform ini adalah pihak yang sebelumnya mengerjakan aplikasi PeduliLindungi pada masa pandemi Covid-19.
“Jujur, kami baru mulai mendalami AI pada Agustus 2025 ini. Namun saya bangga karena pekerjaan ini dilakukan oleh anak-anak Indonesia. Tidak perlu bergantung pada pihak asing,” ujar mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi tersebut.
Program percontohan (pilot project) digitalisasi bansos dijadwalkan dimulai di Banyuwangi, Jawa Timur, pada September 2025. Selain untuk memperbaiki akurasi penyaluran bantuan sosial, sistem GovTech juga akan diterapkan dalam layanan lain, termasuk perizinan usaha berbasis Online Single Submission (OSS) dengan dukungan AI.
Luhut menambahkan, koordinasi terus dilakukan dengan sejumlah kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Investasi yang dipimpin Rosan Roeslani, guna memastikan agenda transformasi digital berjalan sesuai rencana.
“Ini pekerjaan besar yang memerlukan koordinasi sangat terpadu untuk mewujudkan program-program presiden,” kata Luhut.
(***)