Ribuan Imam Yahudi Tuding Isral Sengaja Jadikan Kelaparan Gaza dan Pembagian Bantuan Makanan Sebagai Senjata

R24/zura
Ribuan Imam Yahudi Tuding Isral Sengaja Jadikan Kelaparan Gaza dan Pembagian Bantuan Makanan Sebagai Senjata. (Screenshot/France24)
Ribuan Imam Yahudi Tuding Isral Sengaja Jadikan Kelaparan Gaza dan Pembagian Bantuan Makanan Sebagai Senjata. (Screenshot/France24)

RIAU24.COM -Lebih dari 1.000 rabi atau imam Yahudi dari berbagai negara menuduh Israel menjadikan kelaparan di Gaza sebagai senjata dalam perangnya melawan Hamas. Mereka mendesak rezim Zionis untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah kantong Palestina tersebut.

Menurut kepala badan pengungsi Palestina PBB, Philippe Lazzarini, sekitar 90.000 perempuan dan anak-anak di Gaza menderita malnutrisi dalam apa yang digambarkan oleh kelompok-kelompok bantuan sebagai kelaparan buatan manusia yang disebabkan oleh blokade Israel. 

Para rabi dan cendekiawan Yahudi dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan Israel menandatangani surat terbuka yang menyatakan bahwa orang-orang Yahudi "menghadapi krisis moral yang serius."

“Pembatasan ketat yang diberlakukan pada bantuan kemanusiaan di Gaza, dan kebijakan menahan makanan, air, dan pasokan medis dari penduduk sipil yang membutuhkan, bertentangan dengan nilai-nilai hakiki Yudaisme sebagaimana kita pahami,” demikian bunyi surat tersebut.

Surat terbuka yang diterbitkan sejak Jumat lalu tersebut telah melampaui 1.000 tanda tangan hingga Senin (28/7/2025) dini hari.

Jonathan Wittenberg, seorang rabi yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada The Jewish Chronicle pekan lalu bahwa dia memimpin kampanye untuk mendobrak “ketidakpedulian yang kejam terhadap kelaparan” dan menyerukan “reputasi moral bukan hanya Israel, tetapi juga Yudaisme itu sendiri.” 

Israel menyalahkan koordinasi internasional yang buruk dan Hamas, yang dituduhnya mencuri bantuan makanan dan menyerang titik-titik distribusi bantuan. 

Para pejabat Israel berpendapat bahwa kelompok perlawanan Palestina tersebut menggunakan "narasi kelaparan" sebagai daya ungkit dalam perundingan pertukaran sandera-tahanan. 

Rezim Zionis Israel telah berjanji untuk "meningkatkan respons kemanusiaan", melanjutkan pengiriman bantuan makanan melalui udara, dan menerapkan "jeda taktis" selama akhir pekan untuk memungkinkan lebih dari 100 truk mengirimkan pasokan ke Gaza. 

Namun, Lazzarini menepis langkah-langkah tersebut sebagai "tipuan", menuduh Israel "menutupi citranya". Dia bersikeras bahwa Israel seharusnya membuka blokir akses bagi 6.000 truk bantuan yang menunggu untuk memasuki wilayah Gaza.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak