RIAU24.COM - Seorang perempuan Israel berusia 70-an yang diduga terlibat dalam kegiatan protes politik terhadap pemerintah telah didakwa merencanakan pembunuhan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pernyataan jaksa penuntut pada hari Kamis.
Menurut dakwaan, perempuan tersebut, yang identitasnya masih belum diketahui, memutuskan untuk membunuh Netanyahu setelah didiagnosis menderita penyakit terminal dan menyadari bahwa ia hanya punya sedikit waktu untuk hidup.
“Ia menyatakan niatnya untuk membunuh Netanyahu dan meminta bantuan dari aktivis lain untuk mendapatkan senjata dan mengumpulkan informasi tentang pengaturan keamanan perdana menteri,” kata polisi.
Rencana wanita itu terbongkar setelah dia mencoba memperoleh granat berpeluncur roket untuk melakukan pembunuhan, tulis kantor kejaksaan di pengadilan distrik Tel Aviv dalam dakwaan.
Media Israel melaporkan, mengutip beberapa sumber, bahwa wanita itu baru saja jatuh sakit dan mengatakan kepada orang-orang bahwa dia berencana untuk membawa Netanyahu bersamanya.
Beberapa orang yang mendengar pernyataannya menghubungi polisi, yang kemudian memicu penyelidikan.
Ia ditangkap tetapi kemudian dibebaskan dengan syarat ia menjauhi semua gedung pemerintah dan mendekati perdana menteri.
Jaksa meminta agar dia tetap berada dalam tahanan rumah hingga akhir proses hukum terhadapnya, dengan alasan bahwa dia masih dapat mencoba melaksanakan rencananya jika dibebaskan.
Mencoba melibatkan sesama aktivis dalam rencana pembunuhan
Polisi diberitahu tentang rencana tersebut melalui salah satu rekan aktivis perempuan tersebut dalam gerakan anti-pemerintah, yang coba ia libatkan dalam rencana pembunuhannya.
Ia memberi tahu temannya tentang rencananya pada akhir Juni, yang langsung ditentang dan dicoba dibujuk oleh temannya untuk mencegahnya.
Beberapa hari kemudian, terdakwa mengundangnya lagi ke rumahnya, meminta bantuannya untuk mendapatkan RPG guna membunuh Netanyahu.
Ia juga mencoba meminta bantuannya dalam pengumpulan informasi intelijen mengenai jadwal, pergerakan, keberadaan, dan detail keamanan perdana menteri.
Upaya pembunuhan sebelumnya
September lalu, seorang warga negara Israel ditangkap karena dicurigai berkomunikasi dengan Iran dan berencana untuk membunuh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pejabat lainnya.
Intelijen Iran merekrut warga negara Israel ini untuk menargetkan Netanyahu, Menteri Pertahanan saat itu Yoav Galant, serta mantan kepala Shin Bet Ronen Bar," demikian laporan media lokal.
Tersangka ditangkap setelah dipastikan bahwa ia telah menjalin kontak dengan intelijen Iran saat berada di Turki.
Oktober lalu, kediaman Netanyahu di Kaisarea menjadi sasaran sebuah pesawat tanpa awak (drone), yang diyakini diluncurkan dari Lebanon. Netanyahu tidak berada di kediamannya saat serangan terjadi.
Pada tahun 1995, Perdana Menteri Israel saat itu Yitzhak Rabin dibunuh oleh seorang ekstremis sayap kanan yang menentang upaya perdamaiannya dengan Palestina.
(***)