RIAU24.COM - Siak-Menghadapi ancaman kemarau panjang dan potensi meluasnya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Pemerintah Kabupaten Siak mengambil langkah strategis dengan memerintahkan seluruh kampung/kelurahan dan kecamatan untuk segera membentuk Posko Siaga Karhutla.
Instruksi ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Siak, Syamsurizal S.Ag., M.Si., saat memimpin Rapat Koordinasi Karhutla di Balai Datuk Empat Suku, Komplek Perumahan Abdi Praja, Kota Siak, Rabu (23/7/2025).
“Status siaga darurat Karhutla sudah kami tetapkan sejak 16 April 2025. Namun melihat situasi saat ini, kami perlu mengambil langkah konkret agar kebakaran tidak semakin meluas,” tegas Syamsurizal.
Berdasarkan data terakhir hingga 22 Juli 2025, jumlah hotspot di Kabupaten Siak mencapai 82 titik, dan firespot sebanyak 38 titik. Total luas lahan terbakar yang berhasil dipadamkan mencapai 87,8 hektar, menjadikan Siak sebagai daerah keempat dengan lahan terbakar terluas di Provinsi Riau.
Pembentukan posko ini bertujuan untuk mengoptimalkan pencegahan, deteksi dini, dan penanggulangan Karhutla. Posko juga akan difungsikan sebagai pusat koordinasi, informasi, serta pelayanan terpadu yang melibatkan unsur BPBD, Dinas Kesehatan, TNI, Polri, perwakilan perusahaan, Masyarakat Peduli Api (MPA), dan lainnya.
“Insya Allah, Posko ini segera kita bentuk. Selain untuk respons cepat, posko juga menjadi wadah koordinasi bersama lintas sektor,” ujar Wabup Syamsurizal.
Ia juga mengingatkan perusahaan pemegang konsesi lahan, terutama di wilayah gambut, untuk menjaga Tinggi Muka Air Tanah (TMAT) minimal 40 cm dari permukaan serta memiliki alat dan armada pemadam lengkap.
“Jangan sampai jika terjadi Karhutla, hanya BPBD Siak yang turun tangan. Perusahaan wajib ikut terlibat. Jika tidak, kami akan laporkan ke pihak berwajib,” tegasnya.
Wabup juga meminta perusahaan untuk membantu penanganan Karhutla di radius 5–10 km dari wilayah operasional mereka, serta melibatkan MPA setempat untuk mendukung upaya pemadaman.
Langkah antisipatif ini sejalan dengan peringatan dari BMKG yang memprediksi potensi puncak Karhutla akan terjadi antara Juni hingga September 2025.
Melalui kolaborasi aktif antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta, Pemkab Siak berharap bencana Karhutla dapat diminimalisir dan ekosistem daerah tetap terjaga.(Lin)