Pakistan Rekomendasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian

R24/tya
Donald Trump /AFP
Donald Trump /AFP

RIAU24.COM Pakistan telah menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian 2026 atas perannya dalam konflik India-Pakistan baru-baru ini.

Dalam tulisannya di X, pemerintah Pakistan memuji Trump atas intervensi diplomatik yang tegas dan kepemimpinannya yang penting ketika India dan Pakistan terlibat dalam situasi seperti perang hanya beberapa minggu yang lalu.

Khususnya, hanya beberapa hari yang lalu, Trump menjamu Kepala Angkatan Darat Pakistan, Asim Munir, di Gedung Putih. Itu adalah pertemuan yang langka dan tak terduga, yang rinciannya belum diungkapkan.

"Pemerintah Pakistan Merekomendasikan Presiden Donald J. Trump untuk Penghargaan Nobel Perdamaian 2026," demikian bunyi pesan X.

"Pemerintah Pakistan telah memutuskan untuk secara resmi merekomendasikan Presiden Donald J. Trump untuk Penghargaan Nobel Perdamaian 2026, sebagai pengakuan atas intervensi diplomatiknya yang menentukan dan kepemimpinannya yang penting selama krisis India-Pakistan baru-baru ini," tambah postingan tersebut.

Trump dan usahanya meraih Hadiah Nobel

Hal ini terjadi sehari setelah Trump membanggakan dirinya sendiri, dengan mengatakan bahwa ia telah menjadi perantara bagi begitu banyak perjanjian perdamaian antarnegara sehingga ia seharusnya mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian empat atau lima kali.

"Mereka tidak akan memberi saya Hadiah Nobel Perdamaian karena mereka hanya memberikannya kepada kaum liberal,” kata Trump.

Pada hari Jumat, Trump menulis di Truth Social bahwa ia telah menjadi perantara kesepakatan damai antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda.

Ia segera mengganti topik pembicaraan dan menulis, "Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian apa pun yang saya lakukan".

"Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian untuk ini, saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian karena menghentikan perang antara India dan Pakistan,” ungkapnya lagi.

"Saya tidak akan mendapatkan Hadiah Nobel Perdamaian karena menghentikan perang antara Serbia dan Kosovo," ucap Donald Trump.

Ia menambahkan bahwa ia bertanggung jawab atas perdamaian antara Mesir dan Ethiopia dan atas melaksanakan Perjanjian Abraham di Timur Tengah.

Pertemuan Trump-Munir

Menurut Geo News, pertemuan antara Trump dan Munir terjadi saat makan siang.

Pakistan telah vokal tentang peran besar Trump dalam mencegah krisis besar antara India dan Pakistan setelah serangan Pahalgam pada bulan April.

Munir sebelumnya memuji Trump dan mendukung nominasi Nobel bagi presiden AS, dengan mengatakan bahwa ia berperan penting dalam meredakan ketegangan antara India dan Pakistan.

Trump mengundang Munir ke Gedung Putih setelah Munir memujinya dan meminta dunia untuk menganugerahkan Hadiah Nobel Perdamaian kepadanya.

Juru bicara Gedung Putih Anna Kelly mengatakan sebelum pertemuan tersebut, "Trump akan menjamu Munir setelah ia meminta presiden untuk dicalonkan untuk Hadiah Nobel Perdamaian karena mencegah perang nuklir antara India dan Pakistan."

Trump mengklaim telah menjadi penengah gencatan senjata antara India dan Pakistan setelah kedua negara saling serang selama empat hari.

India melancarkan Operasi Sindoor pada 7 Mei dan menyerang kamp-kamp teroris di Pakistan dan Kashmir yang diduduki Pakistan.

Islamabad membalas, dan setelah empat hari, kedua negara sepakat untuk melakukan gencatan senjata.

India menepis klaim bahwa Trump berperan, sementara Pakistan mengakui bahwa Trump berperan dalam kesepakatan tersebut.

Sementara itu, di Pakistan, pertemuan antara Trump dan Munir disebut-sebut sebagai keberhasilan diplomatik besar bagi Pakistan.

Munir kemudian dipromosikan menjadi Marsekal Lapangan, menjadikannya perwira pertama yang memegang gelar tersebut sejak Ayub Khan pada tahun 1959.

(***)

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Riau24. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak