RIAU24.COM - Setelah serangan Israel terhadap program nuklir Iran, seorang pejabat pertahanan Israel mengatakan bahwa negara itu yakin panglima militer Iran, Mohammad Bagheri, terbunuh dalam serangan pembuka IDF.
Israel meyakini, bersama dengan Bagheri, sejumlah anggota petinggi militer lainnya serta ilmuwan nuklir senior juga tewas dalam serangan itu, The Times of Israel melaporkan mengutip seorang pejabat pertahanan.
“Kemungkinan kematian mereka meningkat,” kata pejabat itu.
“Israel melancarkan serangan pendahuluan terhadap Iran pada Jumat dini hari (13 Juni),” kata menteri pertahanan Israel.
Keadaan darurat telah diumumkan di Israel menyusul aksi militer tersebut.
"Setelah serangan pendahuluan Negara Israel terhadap Iran, serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Negara Israel dan penduduk sipilnya diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat," kata Israel Katz.
Militer Israel mengatakan telah menyelesaikan tahap pertama serangan yang mencakup serangan terhadap puluhan target militer, termasuk target nuklir di berbagai wilayah Iran.
"Puluhan pesawat Angkatan Udara baru-baru ini menyelesaikan serangan pembukaan, yang mencakup serangan terhadap puluhan target militer, termasuk target nuklir di berbagai wilayah Iran," kata laporan tersebut.
Televisi pemerintah Iran melaporkan ledakan keras terdengar di ibu kota.
"Ledakan keras terdengar di berbagai lokasi di ibu kota Teheran," katanya.
Setelah serangan tersebut, Iran menangguhkan penerbangan di bandara internasional utama ibu kota Iman Khomeini setelah ledakan tersebut.
Saat ini, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar sedang melakukan panggilan telepon dengan rekan-rekannya di seluruh dunia, membahas operasi Israel terhadap Iran.
Menurut media pemerintah Iran, bangunan tempat tinggal di ibu kota Iran terkena serangan Israel Jumat pagi.
"Beberapa gedung di Teheran telah menjadi sasaran serangan," kata kantor berita resmi IRNA, menyebutkan beberapa kawasan di ibu kota.
Selain itu, api dan asap terlihat di lokasi utama Garda Revolusi Iran di Teheran setelah serangan Israel, menurut media pemerintah.
(***)