RIAU24.COM -Nama Anies Baswedan bukan hanya dikenal luas di panggung politik Indonesia, tetapi juga menorehkan kesan mendalam di hati para alumni dan tokoh intelektual yang mengikuti kiprahnya dari jauh.
Salah satunya adalah Prof. Dr. Hasan Fauzi, guru besar di Faculty of Accountancy, Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia. Prof Hasan merupakan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Fakultas Ekonomika dan Bisnis, jurusan Akuntansi.
Meski tak pernah bertemu langsung secara fisik, Prof. Hasan memiliki kedekatan historis dengan Anies.
Ia adalah kakak kelas Anies di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sekaligus sesama alumni UGM.
“Anies itu adik kelas saya. Selama di organisasi, saya seniornya di HMI. Meskipun jarak angkatannya cukup jauh—saya angkatan 1981 dan lulus tahun 1986,” ujar Prof. Hasan saat dihubungi KBA News, Sabtu, 19 April 2025.
Meskipun tak pernah bersua langsung, Prof Hasan mengaku punya hubungan emosional dengan Anies.
“Saya sering berkomunikasi dengan sesama alumni HMI, termasuk teman-teman dari komisariat dan cabang,” ungkapnya.
Dari cerita dengan sesama teman yang masih saling kontak sampai sekarang, mereka menganggap Anies Baswedan adalah salah satu kader terbaik yang dimiliki HMI.
“Di antara kader-kader terbaik yang sering disebut, nama Anies Baswedan selalu muncul,” tuturnya.
Kesaksian dan cerita dari para kolega seangkatanlah yang membuat Prof. Hasan menaruh perhatian khusus terhadap Anies.
“Banyak teman yang bilang, ‘Wah, HMI punya kader hebat, namanya Anies.’ Dari situ saya jadi penasaran,” ujarnya.
Rasa penasaran itu membawanya menelusuri jejak digital Anies. Melalui rekam jejak di dunia maya—dari pidato, wawancara, hingga tulisan-tulisan Anies—Prof. Hasan menemukan sosok yang ia nilai sebagai figur pemimpin ideal.
“Ternyata memang hebat. Jejak digitalnya rapi, gagasan-gagasannya kuat, dan nilai-nilainya jelas. Saya bisa melihat bahwa Anies adalah sosok intelektual yang berpikir jauh ke depan,” paparnya.
Menurutnya, Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga moralitas publik.
Di tengah situasi tersebut, kata Prof. Hasan, dibutuhkan pemimpin yang tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga memiliki nilai dan integritas.
“Saya melihat Anies punya semua itu. Ia bukan hanya pintar, tapi juga memiliki visi. Ia paham arah perubahan, dan itu sangat penting,” jelasnya.
Sebagai akademisi yang kini bermukim dan mengajar di Malaysia, Prof. Hasan melihat bahwa tokoh seperti Anies bisa menjadi simbol harapan bagi perubahan bangsa.
“Sebagai sesama alumni UGM dan HMI, saya bangga ada sosok seperti Anies Baswedan yang bisa membawa pemikiran dan nilai-nilai besar ke ranah publik. Indonesia butuh sosok seperti dia,” katanya.
Meskipun pengenalannya bersifat tidak langsung, penilaian Prof. Hasan terhadap Anies didasari atas pertimbangan matang sebagai seorang intelektual dan pendidik.
(***)
