RIAU24.COM -“Maafkan saya, Ibu…ini adalah jalan yang saya pilih untuk membantu orang lain. Tentara telah tiba.”
Itulah kata-kata terakhir yang terbata-bata dan terputus-putus yang diucapkan oleh paramedis Palestina Rifaat Radwan saat dia mendokumentasikan saat-saat terakhirnya sebelum dieksekusi oleh tentara Zionis Israel bersama dengan 14 rekannya pada 23 Maret di lingkungan Tel al-Sultan Rafah, di Jalur Gaza selatan.
Menurut laporan Anadolu, Senin (7/4/2025), video berdurasi 6 menit dan 42 detik itu diambil oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina dari ponsel Radwan setelah jasadnya ditemukan dari kuburan massal tempat tentara Israel mengubur jasad kru ambulans dan pertahanan sipil dalam upaya untuk menutupi kejahatannya yang mengerikan dan disengaja.
Rekaman itu dirilis pada hari Sabtu pekan lalu.
Sepanjang video, suara tembakan hebat yang menargetkan tim medis dan pertahanan sipil Palestina dapat terdengar selama lebih dari lima menit, di tengah teriakan beberapa orang dan permohonan bantuan, sementara yang lain terdengar mengucapkan kalimat Syahadat.
Rekaman tersebut selanjutnya mengungkap bahwa banyak personel ambulans dan pertahanan sipil masih hidup ketika pasukan Israel tiba, yang menunjukkan bahwa tentara mengeksekusi mereka dengan sengaja dan dengan maksud yang jelas untuk melakukan kekejaman ini.
Video tersebut bertentangan dengan klaim Israel tentang penargetan tim-tim ini dan dengan jelas menunjukkan bahwa ambulans yang diserang oleh tentara tersebut telah menyalakan semua lampu daruratnya, dan paramedis mengenakan seragam reflektif standar yang ditujukan untuk tanggap darurat.
Pada 31 Maret, tentara Israel mengeklaim dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak "menyerang ambulans secara acak”, tetapi mengamati "kendaraan yang mendekat secara mencurigakan" yang tidak menyalakan lampu atau sinyal darurat, yang mendorong tentara untuk menembaki mereka.
Tentara Israel juga mengeklaim bahwa serangannya terhadap tim pertahanan sipil dan Bulan Sabit Merah menewaskan "seorang anggota sayap militer Hamas, bersama dengan delapan anggota lain yang tergabung dalam kelompok Palestina dan Jihad Islam."
(***)