RIAU24.COM -Hamas menyetujui proposal gencatan senjata Gaza terbaru yang diajukan oleh para mediator.
Hal itu disampaikan oleh Pemimpin Hamas di Gaza Khalil Al-Hayya yang juga mendesak Israel untuk mendukung proposal gencatan itu.
Namun, ia memperingatkan senjata kelompok yang didukung Iran tersebut merupakan "garis merah" yang tak bisa diganggu gugat.
Dilansir AFP, Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengonfirmasi mereka juga telah menerima proposal dari para mediator dan telah mengajukan proposal balasan sebagai tanggapan.
"Dua hari yang lalu, kami menerima proposal dari saudara-saudara mediator di Mesir dan Qatar. Kami menanggapinya secara positif dan menyetujuinya. Kami berharap bahwa pendudukan (Israel) tidak akan menghalanginya," ujar Pemimpin Hamas Khalil al-Haya dalam pidato yang disiarkan televisi dalam rangka Hari Raya Idulfitri, seperti dikutip AFP.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kemarin, mengadakan serangkaian konsultasi sesuai dengan proposal yang diterima dari para mediator," kata kantornya dalam sebuah pernyataan.
"Beberapa jam yang lalu, Israel menyampaikan kepada para mediator sebuah usulan balasan dengan koordinasi penuh dengan AS," katanya tanpa merinci lebih lanjut.
Sehari sebelumnya, pejabat senior Hamas Bassem Naim mengatakan pembicaraan antara gerakan Islamis Palestina dan para mediator mengenai kesepakatan gencatan senjata semakin gencar karena Israel terus melakukan operasi intensif di Gaza.
Sumber-sumber Palestina yang dekat dengan Hamas mengatakan kepada AFP bahwa pembicaraan dimulai pada Kamis malam antara kelompok militan dan para mediator dari Mesir dan Qatar untuk menghidupkan kembali rencana gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.
Gencatan senjata yang rapuh, yang telah membawa ketenangan selama berminggu-minggu di Jalur Gaza, berakhir pada 18 Maret ketika Israel melanjutkan kampanye pengebomannya di seluruh wilayah tersebut.
Pembicaraan di Doha dimulai sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan merebut sebagian wilayah Gaza jika Hamas tidak membebaskan sandera.
Di sisi lain, Hamas memperingatkan mereka akan kembali "dalam peti mati" jika Israel tidak berhenti membom wilayah Palestina.
(***)