RIAU24.COM - Seorang wanita melahirkan seorang bayi di jalanan Bangkok setelah pasien dari rumah sakit harus dievakuasi karena gempa besar yang melanda Myanmar.
Sang ibu berada di tandu saat staf rumah sakit mengelilinginya saat dia melahirkan bayinya.
Pasien dari dua rumah sakit, Rumah Sakit Memorial King Chulalongkorn dan Rumah Sakit BNH turun ke jalan karena getaran yang sangat kuat yang melanda Thailand dan Myanmar.
Video di media sosial menunjukkan dokter dan perawat bergegas keluar pasien dengan tandu dari rumah sakit Ramathibodi.
Jumlah korban tewas melampaui 1.000 di Myanmar
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter melanda Myanmar pada Jumat (28 Maret) dan telah menewaskan 1.000 orang di negara itu, kata junta yang berkuasa dalam sebuah pernyataan.
Lebih dari 2.000 orang terluka, dan tim penyelamat berusaha mati-matian mencari korban selamat di reruntuhan.
Gempa dangkal melanda barat laut kota Sagaing, yang diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 skala Richter.
Sementara itu, 10 orang dilaporkan tewas di Bangkok. Petugas penyelamat mencari korban selamat di puing-puing bangunan 30 lantai yang sedang dibangun yang runtuh dalam gempa.
Lebih dari 100 pekerja masih belum ditemukan di gedung tersebut.
Jalan-jalan retak, dan bangunan serta jembatan runtuh setelah gempa kuat yang melanda wilayah tersebut. Kehancuran besar-besaran terlihat di Mandalay, kota terbesar kedua di negara itu dan rumah bagi lebih dari 1,7 juta orang.
Di Mandalay, sebuah pagoda Buddha berusia berabad-abad menjadi puing-puing.
"Itu mulai bergetar, kemudian mulai menjadi serius," kata seorang tentara di pos pemeriksaan di jalan di luar pagoda.
"Biara juga runtuh. Seorang biksu meninggal. Beberapa orang terluka; Kami menarik beberapa orang dan membawa mereka ke rumah sakit," tambahnya
Bandara Mandalay juga telah ditutup setelah langit-langit dilaporkan runtuh.
"Itu telah ditutup sejak kemarin," kata seorang penjaga kepada AFP.
"Langit-langit runtuh, tetapi tidak ada yang terluka," ungkapnya lagi.
Kepala junta Min Aung Hlaing telah meminta negara-negara untuk menawarkan bantuan, seruan langka dari negara itu.
Pemerintah militer sebelumnya telah menghindari bantuan asing bahkan setelah bencana alam besar.
Keadaan darurat telah diumumkan di enam wilayah yang paling parah terkena dampak.
Presiden AS Donald Trump pada hari Jumat menjanjikan bantuan kepada negara yang dilanda bencana itu.
"Ini benar-benar buruk, dan kami akan membantu. Kami sudah berbicara dengan negara," kata Trump kepada wartawan di Kantor Oval.
(***)