RIAU24.COM -Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., Ph.D., Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022 mengisi ceramah di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), pada Sabtu (8/3/2025).
Dalam ceramahnya, ia mengatakan bahwa masjid bukan hanya tempat sujud dan doa, tetapi juga ruang untuk bertukar gagasan yang membangun.
Masjid harus menjadi tempat untuk menyebarkan nilai-nilai keadilan, mencerdaskan umat, dan menginspirasi perubahan.
Baginya, tempat ibadah harus memiliki peran yang lebih luas dalam membentuk masyarakat yang berpikir dan bertindak bijaksana.
Menurut laman resmi ITB, Rabu (12/3/2025), Anies juga menyampaikan tentang sejarah demokrasi, yang sudah tercatat dalam peradaban Islam, seharusnya menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan zaman.
Demokrasi bukan sekadar soal sistem pemerintahan, tetapi lebih kepada ekosistem yang harus terjaga dengan masyarakat yang cerdas, kritis, dan peduli.
Mengutip contoh pemerintahan Rasulullah Muhammad SAW di Madinah, yang menggunakan musyawarah sebagai metode pengambilan keputusan, Anies mengajak umat memahami bahwa demokrasi di Indonesia harus didorong oleh partisipasi aktif dari setiap lapisan masyarakat.
Ia pun menyampaikan bahwa untuk menjaga ekosistem demokrasi yang sehat, masyarakat harus lebih peduli dan aktif dalam pengambilan keputusan.
Jika apatis dan enggan berpikir kritis, demokrasi dapat kehilangan arah.
Anies mengingatkan, berpikir kritis bukan berarti selalu menolak atau mencurigai, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memahami secara mendalam dan mengambil keputusan yang tepat.
Anies juga menyoroti perkembangan teknologi dan bagaimana alat-alat digital kini memainkan peran besar dalam demokrasi modern.
Teknologi memungkinkan masyarakat lebih mudah mengakses informasi dan berpartisipasi dalam diskursus politik, namun juga membawa tantangan baru berupa hoaks dan disinformasi yang harus dilawan dengan kemampuan berpikir kritis.
(***)